Sabtu, 24 Januari 2009

Tiga Harimau Berkeliaran di Makam

MAGETAN ↔ Tiga ekor harimau cokelat-loreng terlihat di beberapa tempat -termasuk di sebuah makam– di Dusun Dasun, Ringinagung, Kecamatan-Kabupaten Magetan. Warga menjadi resah dan takut oleh kehadiran tiga harimau yang diduga turun dari Lereng Gunung Lawu tersebut.

Informasi yang diperoleh Surya, Jumat (23/1), tiga binatang buas itu dilihat warga di area persawahan, makam, dan hutan jati dusun setempat sejak sekitar sepekan lalu. Kondisi tiga lokasi tersebut sangat rimbun, ditumbuhi pohon jati berusia antara 2 tahun-5 tahun, dan penuh rumput setinggi 2 meter-3 meter.

Sejumlah warga pemilik lahan pertanian, yang di lahannya terdapat jejak-jejak kaki tiga ekor harimau, tidak lagi berani mengerjakan lahan mereka, meski padi di sana sudah berusia 30 hari. Mereka takut harimau-harimau itu muncul lagi, kemudian memangsa warga saat di sawah.

Semula, tiga ekor harimau itu dilihat pertama kali oleh dua orang perumput asal Desa Sambirobyong, Sidodadi, Kabupaten Magetan, yakni Wiyono, 52, dan Teguh, 46, Sabtu (17/1) lalu. Saat itu mereka bersama dua teman duduk seusai merumput di lokasi yang berjarak antara 400 meter-500 meter dari Dusun Dasun dan Desa Sambirobyong.

“Saat itu saya kaget dan mengatakan amit-amit jabang bayi, kok masih ada macan di sini? Saat itu saya menghadap ke kiri, harimau betina dan dua anaknya itu menengok ke kanan. Saya langsung ambil sepeda dan pulang tanpa membawa hasil merumput. Sekarang saya tidak berani ke sana lagi,” katanya kepada Surya, Jumat (23/1).

Selang beberapa jam kemudian, tiga ekor harimau itu terlihat lagi pada posisi sekitar 50 meter dari pandangan mata Teguh, perumput lain. Sehari kemudian, tiga ekor harimau tersebut berpapasan dengan Kadiyo, 45. Pencari keroto alias telur serangga pohon jati ini lari langsung tebririt-birit meninggalkan telur serangga yang sudah dia temukan.

“Sangga sebagai alat utama saya mencari keroto, saya tinggalkan di semak-semak dekat makam yang ada penuh pohon jati. Wah, saya ndak berani lagi datang ke sana,” kenang Kadiyo.
Diwawancara terpisah, Suwarno, 46, warga RT 02, RW 02 Dusun Dasun, mengatakan bahwa di lahan pertaniannya terdapat banyak bekas kaki tiga harimau. Dia sudah melapor ke kamituwo dusun, yang kemudian meneruskan laporan ke pihak desa.

“Masih banyak jejaknya meski sudah tergerus air hujan. Di makam lebih banyak lagi bekas kaki harimau. Saya dan warga lain jadi ketakutan,” keluhnya.
Yakin
Adapun Kamituwo Dasun, yang akrab dipanggil Mbah Wo Kadirun, menjelaskan bahwa masalah tiga harimau itu semula hanya dianggap cerita dari mulut ke mulut. Namun setelah dilakukan pengecekan kepada beberapa orang yang mengaku melihat, diyakini bahwa memang ada tiga harimau masuk dusun.

Mbah Wo Kadirun kemudian membahas masalah itu dalam rapat yang dihadiri perwakilan warga dan jajaran perangkat desa, termasuk kepala desa. Hasil rapat, selain membuat laporan ke kepolisian dan pihak kecamatan, juga dilakukan sedekah yang dilaksanakan Kamis (22/1) petang dan Jumat (23/1).
Warga juga membuat perangkap harimau. Menurut rencana, perangkap itu akan diisi seekor kambing untuk menjebak tiga harimau tersebut, Jumat (23/1) malam.

“Kandang kambing sebagai perangkap sudah kami siapkan di tanah makam. Kalau besok (Sabtu, Red) pagi kambing itu menjadi korban harimau berarti warga harus berani menangkap mereka. Warga juga harus membersihkan lokasi yang rimbun agar harimau tak masuk lagi ke perkampungan dan menyebabkan warga takut,” katanya.
◄ Newer Post Older Post ►