Selasa, 27 Januari 2009

Gerhana Matahari: Semoga Bukan Pertanda Bencana

LEMBANG-RATUSAN pengunjung memadati halaman Observatorium Boscha, Lembang, Kabupaten Bandung Barat (KBB), kemarin (26/1). Para pengunjung itu ingin menyaksikan langsung peristiwa gerhana matahari cincin yang mulai terjadi pada pukul 15.20.

Sementara itu, untuk kawasan Bandung, puncak gerhana matahari cincin ini terjadi pada pukul 16.40 Wib dan gerhana berakhir pada pukul 17.49 Wib. Untuk daerah Lampung terjadi sejak pukul 15.20 Wib, puncak gerhana pukul 16.42 Wib dan gerhana berakhir pukul 17.52 Wib.

Fenomena gerhana matahari tersebut menarik para pengunjung. Terbukti, banyak pengunjung Boscha yang berasal dari luar Bandung yang sengaja ingin melihat gerhana dari Boscha Lembang.

Para pengunjung berjajar rapi menunggu giliran untuk melihat langsung gerhana matahari cicin melalui teropong. Namun demikian, jumlah teropong hanya ada tiga buah. Dua teropong berukuran lensa delapan inchi dan satu teropong lainnya berdiameter 10 inchi.

Selain melihat dengan teropong, sebagian dari para pengunjung juga menggunakan kacamata tiga dimensi unuk menyaksikan gerhana matahari cincin.

Salah seorang petugas Boscha, Muhammad Irfan, mengatakan, gerhana matahari cincin terjadi mulai pukul 15.20 sampai pukul 17.49. “Dengan demikian, gerhana matahari cincin itu terjadi kurang lebih selama dua jam 20 menit,” katanya.

Selain itu, fenomena gerhana matahari cincin itu bisa di saksikan dari peloksok tanah air. “Bisa di lihat di Bandung, Jakarta, Surabaya, serta kota-kota lainnya,” sebutnya.

Ditanya gerakan gerhana matahari cincin, Irfan menjelaskan, terjadi karena bulan berjalan di antara matahari dan bumi. “Matahari tertutup bulan yang sedang berada lebih jauh dari jarak rata-rata. Sehingga bagian dari Matahari yang tidak tertutup oleh Bulan membentuk cincin cahaya,” jelasnya.

Irfan menambahkan, pengunjung juga diinstruksikan melihat gerhana matahari cincin ini dengan menggunakan teropong atau kacamata khusus yang dilengkapi filter. “Jika tidak, maka siap-siap saja mata anda mengalami belekan,” tambahnya. Disinggung kemungkinan buta, Irfan mengatakan, itu terlalu jauh. “Kalau kebutaan terlalu ekstrim. Ya, hanya sebatas sakit mata lalu keluar belekan,” pungkasnya.

Sementara, meski di langit Kota Kediri gerhana matahari cincin tidak bisa dilihat karena cuaca yang tak bersahabat, sekitar 8000 santri putra Pondok Pesantren (Ponpes) Lirboyo tetap menghormatinya dengan menggelar shalat kusuf.

Hal ini dilakukan, selain karena sunah juga sebagai cara untuk memohon agar dihindarkan dari bencana alam yang kemungkinan terjadi.

Sholat kusuf dilakukan oleh ribuan santri di pelataran Aula Muktamar NU Lirboyo, dengan dipimpin oleh KH Anwar Masyur sebagai pengasuh Ponpes Hidayatul Mubtadi-Aat, pondok khusus putri di lingkungan Ponpes Lirboyo.

Pantauan detiksurabaya.com menunjukkan, sepanjang pelaksanaan sholat kusuf, hujan gerimis terus turun. Tak pelak hal itu membuat sebagian santri kalang kabut mencari tempat berteduh, meski sebagian besar masih bertahan dengan melaksanakan sholat dengan kondisi basah kuyup.

Sementara pelaksanaan shalat kusuf berbeda dengan sholat pada umumnya, meski memiliki jumlah rokaat yang sama, yaitu 2 rokaat. Dalam 2 rokaat yang dilaksanakan, di setiap rakaat pelaksaaan ruku' masing-masing dilakukan 2 kali.

Usai pelaksanaan shalat kusuf, ribuan santri mendengarkan khutbah singkat yang dibawakan dalam bahasa arab. Setelah itu, mereka melakukan dzikir dan diakhiri dengan pembacaan do'a.

"Sholat ini dilakukan jelas yang pertama karena disunahkan oleh Rasulullah," kata KH Anwar Mansyur usai memimpin jalannya shalat kusuf, Senin (26/1).

Selain itu, shalat kusuf juga dilakukan sebagai cara untuk memanjatkan permohonan ampun atas segala dosa, serta agar dihindarkan dari segala macam bentuk bencana alam yang kemungkinan akan terjadi.

"Meskipun shalat ini bukan pertanda akan terjadinya bencana, tapi ini sangat jarang terjadi. Sudah menjadi sunah rosul, atas setiap kejadian yang langka kita disunahkan untuk menggelar shalat sunah," ujar KH.Anwar Mansyur.
◄ Newer Post Older Post ►