Sejumlah 250 lumba-lumba menjadi pemberi tanda terjadinya gempa berkekuatan 7,4 skala Richter di Kabupaten Talaud, Provinsi Sulawesi Utara, Kamis (12/2).
Sekitar 12 jam sebelum gempa besar yang terjadi pukul 00. 35, sebanyak 250 lumba-lumba itu sudah bermigrasi bersama dari Talaud ke sekitar daratan Filipina di utara Pulau Sulawesi.
Ade Edward dari Ikatan Ahli Geologi Indonesia mengatakan, peristiwa migrasi ini dirilis sejumlah televisi. Sebelumnya, para ahli juga pernah menduga bahwa lumba-lumba bisa menjadi salah satu sistem peringatan dini yang alami.
"Fakta ini perlu ditelusuri secara ilmiah. Hal ini tentu sangat menggembirakan bagi masyarakat di daerah rawan gempa-tsunami," kata Ade yang mengaku telah mendiskusikan fenomena ini dengan sejumlah ahli.
Dia berharap, pemerintah daerah di Provinsi Sumatera Barat menyikapi fakta ini dengan menambah alat pemantau di laut yang bisa menangkap pergerakan lumba-lumba. Daerah yang terutama membutuhkan peringatan dini adalah daerah di sepanjang pantai barat Sumatera serta di Mentawai.
Sekitar 12 jam sebelum gempa besar yang terjadi pukul 00. 35, sebanyak 250 lumba-lumba itu sudah bermigrasi bersama dari Talaud ke sekitar daratan Filipina di utara Pulau Sulawesi.
Ade Edward dari Ikatan Ahli Geologi Indonesia mengatakan, peristiwa migrasi ini dirilis sejumlah televisi. Sebelumnya, para ahli juga pernah menduga bahwa lumba-lumba bisa menjadi salah satu sistem peringatan dini yang alami.
"Fakta ini perlu ditelusuri secara ilmiah. Hal ini tentu sangat menggembirakan bagi masyarakat di daerah rawan gempa-tsunami," kata Ade yang mengaku telah mendiskusikan fenomena ini dengan sejumlah ahli.
Dia berharap, pemerintah daerah di Provinsi Sumatera Barat menyikapi fakta ini dengan menambah alat pemantau di laut yang bisa menangkap pergerakan lumba-lumba. Daerah yang terutama membutuhkan peringatan dini adalah daerah di sepanjang pantai barat Sumatera serta di Mentawai.