Jember ↔ SMKN 4 Jember menggelar istighotsah untuk mengusir roh halus yang mengganggu siswa, Rabu (11/2). Ironisnya, kegiatan itu seolah tak mempan, karena masih ada murid yang kesurupan dan jumlahnya semakin banyak.
Rupanya jin yang mengganggu siswa tergolong tipe jin yang bandel. Ketika istighotsah digelar tercatat 35 siswa perempuan yang kesurupan dan menangis histeris. Istighotsah dihadiri Kepala Dinas Pendidikan Jember, Ahmad Sudiyono digelar di halaman SMKN 4.
Hanya beberapa saat istighotsah dimulai, seorang siswi kelas I kesurupan dan berteriak-teriak histeris. Siswa kesurupan terus bertambah, seiring makin panjang lafal-lafal doa yang dipanjatkan. Satu persatu siswa perempuan “berjatuhan” dan menangis histeris.
Bahkan siswa yang kesurupan itu masih terjadi pada beberapa siswa perempuan meskipun istighotsah telah diakhiri. Siswa yang kesurupan rata-rata siswa yang telah kesurupan dua hari sebelumnya, seperti Ganesti dan Novitasari.
Bedanya, jika pada Selasa (10/2) lalu Ganesti tidak “galak”, pada Rabu (11/2) kemarin remaja itu galak dan membentak-bentak guru dan teman-temannya. Sedangkan Novitasari yang awalnya galak kepada wartawan, kali ini justru lemah lembut dan berlagak seperti Ganesti di hari sebelumnya.
Tak ayal, acara istighotsah itu sempat terganggu karena para siswa yang tidak kesurupan sibuk menolong temannya yang kesurupan. Para siswa terus melafalkan doa dan ayat-ayat Al Quran dengan harapan roh halus yang mengganggu di sekolahnya bisa hilang.
Siswa yang kesurupan disadarkan guru, kiai dan polisi yang berjaga di sekolah itu. Mereka memenuhi ruang Unit Kesehatan Sekolah (UKS), musala dan ruang guru. Istighotsah berakhir pukul 10.00 WIB, dan siswa yang tidak kesurupan dipulangkan lebih cepat, termasuk siswa kesurupan yang sudah sadar.
Novitasari, salah satu siswa yang belum sadar hingga istighotsah selesai itu mengajak teman laki-lakinya pacaran dengan berjalan keliling sekolah. “Roh-rohnya memang aneh, kok bisa memilih anak-anak remaja ini,” ungkap Ahmad Sudiyono.
Ahmad berharap kasus kesurupan missal yang telah berlangsung tiga hari itu selesai. “Siswa diberi kekuatan batin agar jiwanya tidak kosong, makanya kita bacakan doa.
Apalagi sebentar lagi ujian nasional, kalau dibiarkan bisa mengganggu proses belajar mengajar, terutama murid kelas III,” ujarnya.
Rencananya, Kamis (12/2) ini, pihak sekolah akan meminta beberapa kiai dan paranormal untuk “membersihkan” sekolah dari makhluk halus yang mengganggu siswa.
Sementara itu Plh Kepala SMKN 4 Jember, Rinoto mengatakan, kasus kesurupan di sekolahnya baru kali ini terjadi. “Awalnya hanya sedikit, sekarang makin tambah banyak,” ujarnya.
Sementara, terkait pelaporan Zulfa Widiyanti, murid SMKN 4 Jember yang mengaku dipukul gurunya masih diselidiki polisi. “Kita akan periksa apakah guru itu hanya mau menyadarkan murid yang kesurupan atau memang ada pemukulan,” ujar Kompol Rizal Irawan, Wakapolres Jember.