Foto: Hillary Rodham Clinton
Sebagai bagian dari lawatannya ke Asia, kunjungan Hillary ke kawasan ini merupakan sinyal baru bahwa Amerika menoleh kembali ke Asia. Di tengah keresahan ribuan warga yang berdesakan minta berobat ke dukun cilik Ponari, kunjungan Hillary bisa dimanfaatkan untuk meminta bantuan dana kesehatan dari AS bagi Indonesia.
“Fakta bahwa ribuan warga di Jawa Timur berlomba berobat ke dukun cilik Ponari, harus dikabarkan ke Hillary bahwa masalah kemiskinan dan kesehatan masih menghantui bangsa ini. Untuk itu, kunjungan Hillary bisa saja dimanfaatkan untuk memperoleh bantuan hibah AS guna mengatasi kemelaratan dan problem kesehatan di sini,” kata seorang analis.
Tentu, Indonesia berharap politik luar negeri AS akan lebih favourable terhadap Asia, terutama Indonesia. Setidaknya, pemerintahan Barack Obama memandang Asia sebagai belahan dunia terpenting bagi Amerika. Ini ditandai dengan kunjungan kali pertama Hillary ke negara-negara Asia terlebih dahulu.
Ekonom Iman Sugema melihat, ada dua isu ekonomi penting yang menyebabkan Amerika harus minta bantuan Asia. Pertama, Amerika perlu meyakinkan Asia, terutama China dan Jepang, betapa kebijakan proteksionisme yang sekarang diusulkan oleh Obama merupakan kebijakan yang tidak terlalu merugikan pihak mana pun, setidaknya dalam jangka panjang.
Dalam jangka pendek, kebijakan belanja yang mengarahkan pada pembelian produk dalam negeri memang akan memukul mitra dagang Amerika. Hal ini tentu saja mengusik kepentingan Jepang yang sekarang saja sudah mengalami kontraksi sebesar 13,7%. Begitupun dengan China yang sebagian besar ekspornya ke Amerika bakal sangat dirugikan oleh kebijakan ini.
Hillary dipastikan berargumen kebijakan proteksionisme itu sangat diperlukan untuk mempercepat pemulihan perekonomian AS. Jika krisis yang menimpa Negeri Paman Sam dibiarkan terlalu lama, maka mitra dagang mereka juga akan ikut terseret ke jurang resesi yang lebih dalam dan lama.
Karena itu lebih baik mempersingkat resesi di Amerika walaupun getahnya harus ditanggung secara bersama-sama oleh negara-negara di kawasan Asia Pasifik.
Indonesia dan Asia sangat berarti bagi AS yang memiliki misi untuk menyebarkan nilai-nilai demokrasi, yang menurut pidato Obama akan membangun hubungan dengan Asia dan dunia Islam berdasarkan penghargaan dan kepentingan timba balik. Apalagi, ada keyakinan bahwa abad Asia segera datang yang para pemainnya antara lain negara-negara yang saat ini dikunjungi Hillary, selain India tentunya.
Dengan menjalin hubungan baik dengan Indonesia, AS berharap akan mampu juga menjalin hubungan baik dengan negara-negara Islam di dunia. Hal itu penting dalam kaitannya untuk menyelesaikan masalah Timur Tengah, Irak, Afghanistan, dan hubungannya yang kurang baik dengan Iran.
Sebaliknya, inilah saatnya bagi Indonesia untuk berperan lebih aktif dalam panggung internasional, semisal upaya pencarian perdamaian Timur Tengah, tidak selalu low profile. Sudah saatnya pula Indonesia tampil ke depan atau melampaui sekadar kawasan ASEAN.
Hendaknya, perlu dipahami bahwa ketika Senin (16/2), Menlu AS Hillary Clinton tiba di Tokyo, Jepang, mengawali lawatannya ke beberapa negara Asia—Jepang, Indonesia, Korea Selatan, dan China—saat itu pula Amerika melanggar tradisi yang biasa dilakukan menlu baru AS. Biasanya, yang pertama dikunjungi untuk memulai masa jabatannya adalah sekutu AS di Eropa dan Timur Tengah.
Tujuan yang pertama, kiranya adalah Hillary ingin menarik garis yang tegas antara kebijakan luar negeri zaman Obama dan George W Bush. Yang kedua, ia ingin mengemukakan sebuah cara pandang terhadap Asia. Washington melihat arti penting kawasan Asia yang tengah berkembang, baik dalam pertumbuhan ekonomi maupun politik dan pengaruh. Karena itu, Asia menjadi agenda penting politik luar negeri AS.
Dalam hal ini, di tengah menguatnya peran China di Asia-Pasifik, sebagian analis menyarankan agar sikap politik luar negeri Indonesia sudah waktunya untuk condong ke Amerika Serikat. Hal ini akan menguntungkan Indonesia dari segi politik dan ekonomi.
Maka, dalam hubungan yang saling menguntungkan, kecuali bilateral politik yang harus dikembangkan, tak ada salahnya juga kedatangan Hillary dimanfaatkan untuk mengetuk pintu hati AS. Di tengah kegalauan ekonomi yang bersumber dari AS, sudah pada tempatnya negara adidaya itu juga memberi perhatian terhadap negara-negara yang terkena pengaruh seperti Indonesia.
Kerja sama di bidang kesehatan yang saling menguntungkan, misalnya, bisa diwujudkan. Termasuk pula dana bantuan atau hibah di bidang kesehatan. Agar masyarakat miskin Indonesia kini lebih peduli pada faktor kesehatan dan tak begitu saja terpengaruh oleh seorang bocah kecil bernama Ponari.