Kajian ilmiah mengenai cinta memperlihatkan pria kian tertarik pada perempuan berpendidikan dibandingkan perempuan yang mempertahankan kegadisannya. Sebab, perempuan seperti itu dinilai memiliki kecerdasan dengan kepribadian yang dapat diandalkan serta kestabilan emosi.
Temuan oleh para peneliti di University of Iowa tersebut merupakan bagian dari satu studi yang dikutip laporan media, Senin (16/2). Studi yang dilakukan setiap dasawarsa sejak 1939 itu, meminta peserta untuk menyusun daftar 18 sifat yang mereka inginkan dari seorang pasangan dalam skala mulai dari tak relevan sampai mendasar.
Yang termasuk dalam daftar tersebut adalah ‘kemampuan berbaur’ dan ‘pengurus yang pandai masak’, serta ‘saling mencintai dan tertarik’, yang berada pada tempat pertama bagi pria dan wanita pada 2008. Pada 1939, sifat itu tak masuk tiga besar bagi kedua jenis kelamin tersebut.
Peserta laki-laki dan perempuan pada 2008 memasukkan daftar utama mereka dengan ‘sifat dapat diandalkan’ serta ‘matang’, dan ‘kestabilan emosi’. ‘Kecerdasan’ pada perempuan berada pada posisi keempat. Hal ini merupakan lompatan besar dari posisi ke-11 pada 1939.
Sementara ‘prospek keuangan yang bagus’ bergeser ke posisi 12 pada 2008. Posisi ini bergeser dari posisi rendah ke-17 pada 1939 dan posisi terakhir pada 1967.
"Ini adalah generasi pria yang telah dewasa dengan perempuan berpendidikan sebagai guru, dokter, dan panutan mereka," kata Christine Whelan, pemimpin studi itu.
Penulis ‘Marry Smart: The Intelligent Woman's Guide to True Love’ ini, menyebut bergesernya penilaian, karena tengah terjadi masa ekonomi sulit. “Sehingga, berbagi beban keuangan dengan pasangan akan mengangkat beban dari orang-orang ini sebagai pencari nafkah tunggal," katanya.
Pergeseran mencolok lainnya terjadi pada penting atau tidaknya kegadisan. Pada 1939, hal itu dinilai lebih tinggi dari kecerdasan pada perempuan, namun pada 2008 dimasukkan ke dalam posisi yang tak terlalu penting.
Temuan oleh para peneliti di University of Iowa tersebut merupakan bagian dari satu studi yang dikutip laporan media, Senin (16/2). Studi yang dilakukan setiap dasawarsa sejak 1939 itu, meminta peserta untuk menyusun daftar 18 sifat yang mereka inginkan dari seorang pasangan dalam skala mulai dari tak relevan sampai mendasar.
Yang termasuk dalam daftar tersebut adalah ‘kemampuan berbaur’ dan ‘pengurus yang pandai masak’, serta ‘saling mencintai dan tertarik’, yang berada pada tempat pertama bagi pria dan wanita pada 2008. Pada 1939, sifat itu tak masuk tiga besar bagi kedua jenis kelamin tersebut.
Peserta laki-laki dan perempuan pada 2008 memasukkan daftar utama mereka dengan ‘sifat dapat diandalkan’ serta ‘matang’, dan ‘kestabilan emosi’. ‘Kecerdasan’ pada perempuan berada pada posisi keempat. Hal ini merupakan lompatan besar dari posisi ke-11 pada 1939.
Sementara ‘prospek keuangan yang bagus’ bergeser ke posisi 12 pada 2008. Posisi ini bergeser dari posisi rendah ke-17 pada 1939 dan posisi terakhir pada 1967.
"Ini adalah generasi pria yang telah dewasa dengan perempuan berpendidikan sebagai guru, dokter, dan panutan mereka," kata Christine Whelan, pemimpin studi itu.
Penulis ‘Marry Smart: The Intelligent Woman's Guide to True Love’ ini, menyebut bergesernya penilaian, karena tengah terjadi masa ekonomi sulit. “Sehingga, berbagi beban keuangan dengan pasangan akan mengangkat beban dari orang-orang ini sebagai pencari nafkah tunggal," katanya.
Pergeseran mencolok lainnya terjadi pada penting atau tidaknya kegadisan. Pada 1939, hal itu dinilai lebih tinggi dari kecerdasan pada perempuan, namun pada 2008 dimasukkan ke dalam posisi yang tak terlalu penting.