Saat itu Supriyono juga terlihat kepayahan. Maklum, dia baru saja menjalani ritual ‘hidup dalam kubur’ selama dua hari, sejak Selasa (24/2), di sebuah kuburan di tempat pemakaman umum (TPU) Dusun Damarsi, Kepuh Anyar.
Keberadaan Buang Supriyono mulai ketahuan pada Kamis (26/2) pagi, tatkala kuburannya dibongkar polisi. Setelah dikeluarkan dari dalam kuburan, dia dilarikan keluarganya ke Rumah Sakit Umum Derah (RSUD) Kota Mojokerto, dan Kamis (26/2) sore dibawa ke Mapolsek Mojoanyar.
Ketika diperiksa polisi, di mapolsek, pemuda lajang yang mengenakan kaos hijau dan berkopiah ini tidak bisa menjawab dengan fokus. Akhirnya pemeriksaan terpaksa dihentikan sementara, menunggu kondisi kejiwaannya stabil.
“Ketika ditanya petugas gurunya siapa, kok sampai menjalani ritual dengan cara dikubur, dia menjawab gurunya Nabi Qidir. Karena kondisinya masih labil, pemeriksaan terpaksa kami tunda,” jelas AKP Sukarni, kapolsek Mojoanyar, Kamis (26/2) sore.
Surya mencoba menghampiri Supriyono namun dicegah polisi, yang khawatir pemuda tersebut bertambah stres. Saat itu dia makan nasi bungkus di kursi panjang ada di emperan depan mapolsek. Wajah Supriyono kelihatan segar setelah beberapa jam sebelumnya dirawat di Ruang Nusa Indah RSUD Kota Mojokerto.
Dia masuk rumah sakit sejak Kamis (26/2) pagi, namun sekitar pukul 15.00 WIB diambil paksa oleh keluarga. Setelah itu, Supriyono langsung dibawa ke mapolsek.
***
KUBURAN di TPU Dusun Damarsi, yang dipakai untuk mengubur Supriyono, menghebohkan warga sejak Selasa (24/2) pagi. Makam misterius sepanjang dua meter –berada di pojok bagian paling belakang– itu ditemukan oleh juru kunci makam, Karnaku, Selasa (24/2) sekitar pukul 08.00 WIB.
“Setelah menemukan makam itu saya langsung melapor ke kasun (kepala dusun, Red) dan diteruskan ke polsek. Kami tidak berani membongkarnya sebelum ada petugas yang datang,” jelas Karnaku.
Sebagai juru kunci dia merasa kaget menemukan makam tersebut. Karena, sebelumnya tidak ada warga yang meninggal. Tahu-tahu, ketika dirinya akan mengecek air sawah dan melewati kompleks makam, ternyata sudah ada makam baru, lengkap dengan batu nisan dan sebuah kendi di atasnya.
Karnaku kemudian memberi tahu beberapa warga. Mereka semula sempat meragukan bahwa di dalam makam itu benar-benar ada mayatnya. Karena, liang lahatnya tampak kurang dalam. Batu nisan yang terbuat dari batu pun tidak ditancapkan dalam-dalam.
Di batu nisan itu tertempel secarik kertas yang tulisannya mulai mblobor karena terkena air hujan. Tulisan yang masih bisa dibaca berbunyi “Syeikh Achmad…syahid 20 Februari 2009.”
“Jangan-jangan ini hanya pekerjaan orang yang cari sensasi. Soalnya zamannya sudah seperti ini. Ponari (dukun cilik di Jombang, yang mengobati dengan ‘batu ajaib’, Red) saja, begitu dia muncul, banyak yang cari sensasi, kok,” kata seorang berseragam pegawai negeri sipil (PNS) yang melihat makam itu, Selasa (24/2) lalu.
Ketika keberadaan kuburan misterius ini dilaporkan ke Mapolsek Mojoanyar, polisi segera bertindak. Untuk merespons laporan masyarakat –sekaligus meredam keresahan– beberapa petugas Polsek Mojoanyar dibantu sejumlah warga pun membongkar makam tersebut.
Ternyata, di dalam makam memang ada orang, tetapi masih hidup. Dialah Buang Supriyono, yang sehari-hari tinggal rumah yang tidak terlalu jauh dari lokasi makam. Supriyono berada dalam makam dalam keadaan dikafani.