Sabtu, 21 Februari 2009

Pertama di Australia, Bayi Hasil Pembekuan Sel Telur Dilahirkan

Telah lahir seorang bayi hasil "sel telur yang dibekukan" di Australia. Ini merupakan bayi pertama yang dilahirkan di negeri Kangguru itu melalui teknik baru revolusioner pembekuan sel telur.

Teknik tersebut dimaksudkan untuk memberikan kesempatan lebih luas bagi pasangan dan wanita single memiliki anak di masa mendatang kehidupan mereka.

Harian Daily Telegraph di Sydney, Australia memberitakan, bayi perempuan tersebut dilahirkan Oktober 2008 lalu dari pasangan suami istri di North Sydney. Bayi Lucy (bukan nama sebenarnya) itu lahir dengan menggunakan vitrifikasi sel telur.

Orangtua Lucy merupakan pasangan pertama di Australia yang berhasil memiliki anak dengan metode tersebut. "Suami saya dan saya sangat bahagia dengan bayi mungil perempuan kami," kata ibu Lucy yang berusia 38 tahun seperti dilansir News.com.au, Sabtu (21/2/2009).

Keberhasilan ini diperkirakan akan mendorong peningkatan minat pada pembekuan sel telur. Sebab selama ini proses tersebut sulit untuk berhasil dikarenakan sel telur manusia sangat rapuh.

Teknik pembekuan sel telur ini sebagian besar diminati wanita single yang ingin menunda punya anak. Proses yang memakan biaya US$ 10.000 itu akan memberikan kesempatan bagi kaum wanita, misalnya untuk membekukan sel-sel telur di awal usia 30-an tahun mereka untuk kemudian memiliki anak di penghujung usia 30-an tahun mereka.

Metode ini juga cocok untuk penderita kanker sebelum mereka menjalani radiasi dan kemoterapi, yang kerap berdampak merusak sistem reproduksi.

Di Australia sejauh ini baru 25 pasangan yang menggunakan pembekuan sel telur. Australia merupakan satu dari beberapa negara, termasuk Italia dan Jepang yang menggunakan proses tersebut. Proses ini melibatkan hingga 10 sel telur yang dibekukan dan disimpan dalam uap nitrogen cair.

Ketika wanita siap untuk memiliki anak, sel telur yang dibekukan itu dibuahi dengan sperma. Kemudian embrio yang dihasilkan dimasukkan ke dalam rahim wanita tersebut. lihat sumbernya
◄ Newer Post Older Post ►