Tinjauan Pustaka Feed Additive Makanan Unggas
Feed additive adalah makanan tambahan yang berfungsi untuk mengoptimalkan produksi unggas. Umumnya feed additive mempunyai efek sampingan yang kurang baik bagi unggas. Oleh sebab itu hal-hal yang harus diperhatikan dalam penggunaan feed additive adalah spesifikasi tambahan yang dibutuhkan unggas, digunakan secara bersama-sama atau sendiri, bentuk yang digunakan dan diberikan, kapan waktu penghentian penggunaan dan berap biaya tambahan yang dikeluarkan. Pengelompokan feed additive berdasarkan aktivitas dan cara kerjanya adalah :1. Feed additive untuk meningkatkan seleksi dan konsumsi pakan yang dibagi menjadi dua macam yaitu untuk perekat pellet (pellet binder) contohnya adalah lignin sulfonat, sesulosa ester, natrium benzoat dan kondensasi urea formaldehida. Sedangkan yang lainnya adalah untuk flavouring agen (penambah rasa dan warna pada pakan) yang contohnya adalah pemanis, garam dan pewarna.
2. Feed additive untuk membantu proses pencernaan dan absorpsi zat makanan unggas. Contohnya antara lain antibiotika, enzim, dan senyawa arsen. Antibiotika untuk membantu pertumbuhan mikro organisme yang mensintesis zat-zat makanan dan menghalangi pertumbuhan mikro organisme yang patogen, di samping juga dapat membunuh mikro organisme yang berbahaya di saluran pencernaan dan menghancurkan mikro organisme dan keraknya yang menempel di dinding usus sehingga dinding usus menjadi lebih tipis dan penyerapan zat-zat makanan menjadi meningkat. Fungsi enzim adalah untuk mempercepat proses pencernaan zat makanan dalam saluran pencernaan. Sedangkan fungsi senyawa arsen adalah untuk menghambat pertumbuhan mikro flora intestinal yang menghambat proses pencernaan zat-zat makanan.
3. Feed additive untuk membantu proses metabolisme. Sebagai contoh adalah hormon dan zat penenang. Hormon digunakan lewat suntikan atau ditambahkan dalam pakan. Hormon yang umum digunakan adalah estrogen, stilbesterol dan dietil stilbesterol. Zat penenang bekerja dengan menekan syaraf pusat sehingga pergerakan unggas menjadi lebih lambat. Contoh zat penenang antara lain adalah aspirin, resperpin dan hidroksinin.
4. Feed additive untuk pencegahan penyakit dan kesehatan ternak. Contohnya adalah bahan pengawet dan anti oksidan. Fungsi bahan pengawet adalah untuk meningkatkan daya simpan pakan, memperbaiki daya cerna pakan, menghambat aktivitas mikro organisme yang dapat merusak pakan dan meningkatkan konversi pakan. Contoh bahan pengawet adalah asam propionat dan natrium benzoat. Anti oksidan berfungsi untuk menghindari oksidasi. Contoh anti oksidan adalah hidroksi toluena yang mengandung butil, hidroksi anisol yang mengandung butil, non dihidro gualaretic, vitamin E, antibiotika, preparat sulfa dan senyawa halquinol.
5. Feed additive untuk memperbaiki kualitas produksi. Contohnya antara lain
adalah hormon, enzim dan premiks.
Fungsi feed additive adalah untuk memperbaiki pakan, meningkatkan efisiensi pakan dan perbaikan kualitas produksi ternak. Penggunaan feed additive diawali dengan penggunaan antibiotika sebagai pengobatan yang diberikan dalam jumlah sedikit yang ternyata dapat memacu pertumbuhan ternak. Tetapi penggunaan feed additive tersebut menimbulkan pro dan kontra di antara ahli makanan unggas.
Para ahli makanan unggas yang kontra menyatakan bahwa penggunaan feed additive akan menyebabkan kejadian residu pada animal product yang berakibat toksik dan alergi bagi konsumen. Selain itu juga menyebabkan timbulnya organisme patogen akibat resisten terhadap penggunaan feed additive. Para ahli makanan yang pro penggunaan feed additive menyatakan bahwa feed additive dapat mengoptimalkan produksi ternak. Sementara untuk menghindari efek sampingan dapat dilakukan dengan berbagai macam cara. Salah satu cara yang umum dilakukan adalah dengan penerapan withdrawl time yaitu penghentian sementara waktu untuk pemberian feed additive.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan pakan tambahan adalah spesifikasi pakan tambahan yang dibutuhkan ternak. Tujuan produksi ternak adalah pertimbangan utama untuk memberikan feed additive. Apabila tujuannya untuk penghasil daging, maka pakan tambahan yang dapat meningkatkan bobot badan dapat digunakan, apabila ingin memberikan warna yang menarik pada produk ternak, maka pemberian zat warna tertentu dapat dilakukan. Demikian pula apabila ingin meningkatkan kualitas telur dengan menguatkan kerabang telur dapat dilakukan dengan memberikan pakan tambahan mineral. feed additive dapat meningkatkan daya tahan tubuh ayam broiler sehingga proses penyerapan protein ransum terjadi dengan sempurna dan diperoleh bobot badan serta bobot karkas yang optimal.