Jumat, 20 Juli 2012

Waspadai Sindrom Brugada Pada Jantung Anda

Sindrom Brugada adalah gangguan irama jantung berpotensi mengancam nyawa. Sindrom ini ditandai dengan detak jantung yang abnormal khusus dan disebut dengan tanda Brugada, yang hanya dapat dideteksi oleh tes elektrokardiogram. Sindrom Brugada jauh lebih umum terjadi pada pria dibandingkan pada wanita. Penyakit ini jarang didiagnosis pada anak-anak.

Ilustrasi Sindrom Brugada
Ilustrasi Sindrom Brugada

Penyebab
Sindrom Brugada disebabkan oleh gangguan pada jantung. Setiap detak jantung dipicu oleh impuls listrik yang dihasilkan oleh sel khusus di ruang atas kanan jantung Anda. Sindrom ini menyebabkan jantung tidak memompa secara efektif. Akibatnya, tidak cukup darah yang beredar ke seluruh tubuh. Sindrom Brugada biasanya diwariskan, tetapi juga dapat terjadi karena kelainan struktural dalam hati Anda, ketidakseimbangan dalam bahan kimia yang membantu mengirimkan sinyal listrik melalui tubuh Anda, efek dari obat resep tertentu atau penggunaan kokain.

Gejala
Tanda paling penting atau gejala dari sindrom Brugada adalah pola abnormal pada elektrokardiogram (EKG) yang disebut tanda Brugada. Sebuah tanda Brugada adalah pola denyut jantung yang ditemukan pada tes irama jantung Anda (elektrokardiogram, atau EKG). Anda tidak bisa merasakan tanda Brugada kecuali dideteksi dengan EKG. Tetapi beberapa orang yang menderita sindrom Brugada juga menunjukkan tanda-tanda sebagai berikut: 

  • Denyut jantung tidak teratur 
  • Serangan jantung mendadak 
  • Pingsan

Pengobatan
Pengobatan sindrom Brugada biasanya menggunakan perangkat medis yang disebut cardioverter defibrillator. Perangkat tersebut dipasang pada penderita kelainan jantung yang berisiko mengalami kematian mendadak karena serangan jantung. Perangkat kecil tersebut terus menerus memonitor irama jantung Anda dan memberikan sengatan listrik bila diperlukan untuk mengontrol detak jantung yang abnormal. Prosedur untuk menanamkan cardioverter defibrillator membutuhkan rawat inap selama satu sampai dua hari. Sumber: Mayoclinic


Sumber : Detik Health
◄ Newer Post Older Post ►