Kerusakan Pakan Ternak selama Penyimpanan
Kerusakan pakan selama penyimpanan di pengaruhi oleh interaksi kondisi bahan pakan, kondisi lingkungan dan organisme (mikroorganisme, serangga dan rodenta) perusak kualitas bahan pakan. Kerugian yang ditimbulkan selama penyimpanan akibat interaksi tadi berupa kehilangan berat, penurunan kualitas, peningkatan resiko terhadap kesehatan dan kerugian ekonomis.
Bahan pakan berlemak tinggi (tepung ikan, bekatul, bungkil kelapa) sering mengalami ketengikan akibat oksidasi. Proses oksidasi menjadi lebih aktif dengan peningkatan suhu dan kelembaban dalam gudang. Berbagai kerusakan pakan yang terjadi selama penyimpanan secara umum disebabkan oleh jamur, serangga dan tikus. Laju reproduksi dan pertumbuhan organisme ini dipengaruhi oleh kadar air, temperatur dan lama penyimpanan bahan. Tingkat kontaminasi oleh jamur sebagian besar ditentukan oleh suhu penyimpanan dan ketersediaan air dan oksigen.
Jamur dapat tumbuh pada kisaran suhu yang luas, tetapi pertumbuhan jamur akan mengalami penurunan seiring dengan penurunan suhu dan ketersediaan air. Interaksi antara suhu dan kandungan air bahan baku juga mempengaruhi tingkat kolonisasi jamur. Perubahan air bahan menjadi fase uap didorong oleh peningkatan suhu. Akibatnya, kandungan air dan pertumbuhan jamur akan meningkat dengan meningkatnya suhu penyimpanan.
Kerusakan pakan akibat serangan serangga merupakan kasus yang paling sering terjadi. Serangga mengambil dan memakan zat makanan dari bahan baku dan menyebabkan kerusakan lapisan pelindung bahan. Selain kerusakan secara fisik, karena sifat serangga yang suka bermigrasi, serangga juga dapat memindahkan spora jamur perusak bahan pakan dan membuka jalan bagi kontaminasi jamur atau kapang yang menghasilkan mikotoxin.
Kerusakan yang ditimbulkan oleh serangan serangga berupa kerusakan fisik dan kimiawi. Kerusakan secara fisik terjadi akibat kontaminasi bahan pakan oleh kotoran, jaring, bagian tubuh dan bau kotoran. Serangga memakan dan merusak struktur fisik bahan pakan, seperti berlubang, hancur dan memicu pertumbuhan mikroorganisme lain. Aktivitas makan yang dilakukan oleh serangga menyebabkan bahan pakan kehilangan berat.
Kerusakan secara kimiawi menyebabkan penurunan kualitas bahan. Bahan pakan yang disimpan dapat mengalami beberapa perubahan kimiawi yang dapat merubah rasa dan nilai nutrisi Serangga hama mampu mempercepat perubahan kimiawi berbahaya. Sekresi enzim lipase oleh serangga mampu meningkatkan proses kerusakan secara kimiawi.
Pengendalian serangan serangga melalui sistem penyimpanan dapat dilakukan dengan membaiki struktur bangunan tempat penyimpanan, penerapan sistem FIRST IN FIRST OUT dan mengendalikan kondisi bahan pakan yang disimpan, Aktivitas dan respirasi mikroorganisme dan serangga yang berlangsung di dalam tempat menyimpanan dapat menghasilkan panas, meningkatkan suhu dan membentuk titik panas. Peningkatan panas akan mampu memicu peningkatan kadar air. Pengaruh terhadap bahan pakan adalah penurunan kualitas akibat perubahan komposisi dan serangan kapang yang makin meningkat.