Kamis, 12 Juli 2012

IceCube Pemburu Ruang Gelap Alam Semesta

Para ilmuwan sekarang sedang menggunakan teleskop terbesar di dunia untuk memecahkan misteri keberadaan partikel terkecil bernama neutrinos. Melalui teleskop yang dibangun di Kutub Selatan itu diharapkan bisa menjelaskan bagaimana alam semesta dibuat.



Pembangunan pendeteksi raksasa bernama IceCube sedalam 2.400 meter di bawah Kutub Antartika ini membutuhkan waktu 10 tahun. Volumenya mencapai satu kilometer kubik atau lebih besar dari gabungan Gedung Empire State, Menara Chicago Sears (Menara Willis), dan Pusat Keuangan Dunia di Shanghai.

IceCube dibangun untuk mengamati neutrinos, yang dilepaskan oleh ledakan bintang-bintang dan bergerak mendekati kecepatan cahaya. Teleskop ini baru menarik perhatian setelah pekan lalu ditemukan partikel Higgs, sebuah blok bangunan dasar dari alam semesta.

"Acungkan jarimu dan ratusan juta neutrinos melewatinya setiap detik dari matahari," ucap Jenni Adams, ahli fisika University of Canterbury di Selandia Baru yang bekerja di IceCube, seperti dikutip Reuters (10/7/2012).

Pada dasarnya, IceCube merupakan serangkaian detektor cahaya yang ditanam di bawah lapisan es melalui pengeboran air panas. Ketika neutrinos berinteraksi di dalam es akan menghasilkan partikel bermuatan yang menciptakan cahaya.

Fungsi es adalah sebagai jaring yang mengisolasi neutrinos sehingga memudahkan pengamatan. Hal ini juga melindungi teleskop dari radiasi yang berpotensi merusak.

"Jika supernova berada di galaksi kita sekarang, kita dapat mendeteksi ratusan neutrinos dengan IceCube," ucap Adams di saat Konferensi Internasional tentang Fisika Energi Tinggi di Melbourne, Australia.

Namun, alat ini tak dapat melihat neutrinos ini secara individu. Tetapi, detektor hanya menyala seperti pertunjukan kembang api besar-besaran.

Kini para ilmuwan sedang berupaya melacak partikel itu untuk menemukan titik asalnya. Harapan besar mendatang adalah mendapatkan petunjuk yang terjadi di dalam "ruang gelap", bagian dari alam semesta yang tak terlihat. 



SUmber : Kompas
◄ Newer Post Older Post ►