Ya, meskipun sudah berusia sangat uzur, bagi Dulcibella hal inilah yang sangat diidam-idamkannya sejak lama. Ulang tahunnya yang ke 107 memang baru jatuh pada Sabtu (28/3) besok, namun keinginan Dulcibella seolah tak bisa ditunda lagi. Rabu (25/3) waktu setempat, menjadi hari bersejarah bagi Dulcibella.
Setiba di di Brands Hatch, Dulcibella langsung disambut tim yang menanganinya. Dulcibella yang menggunakan kursi roda, datang dari rumah jompo Halliwell di Tunbridge Wells, Kent. Ia pun didorong menuju sirkuit yang akan dilaluinya. Sebelum masuk ke dalam mobil, si nenek sempat berpose di depan mobil sport BMW M3 yang akan dinaikinya. Tak lupa helm berwarna putih diletakkan di pangkuannya.
Ia juga diharuskan menandatangani asuransi senilai lima juta poundsterling atau sekitar Rp 90 miliar.
Dulcibella mengenakan sandal warna hitam favoritnya, yang menjadi alas kakinya selama bertahun-tahun.
Setelah itu Dulcibella mengenakan helm dan duduk di jok terdepan. Memang, bukan Dulcibella yang mengemudi, namun Gary Palmer, Kepala Pelatih di sirkuit Grand Prix tersebut. Toh, tetap saja Dulcibelle duduk di samping Palmer yang mengemudi. Sebelum memulai aksi kebut-kebutannya, Palmer memeriksa standar keamanan Dulcibella, seperti sabuk pengaman maupun helm yang dikenakannya.
Dan mulailah aksi mendebarkan tersebut. Palmer langsung memacu kendaraannya hingga kecepatan 172 kilometer per jam . Ia memutari sirkuit sebanyak tiga kali. Nyatanya, Dulcibella yang duduk di sebelah Gary tak menunjukkan raut muka takut sedikitpun. Setelah selesai ngebut, Dulcibella mengungkapkan perasaannya dengan gembira.
“Sangat menyenangkan. Ini adalah impian yang menjadi kenyataan. Saya berterima kasih pada semua orang yang membuat hal ini nyata bagi saya,” ujar Dulcibella senang.
Ia mengaku sangat takjub saat mobil mengitari sirkuit dan tak ada rasa takut sedikitpun dalam dirinya.
“Saya selalu menyukai mobil dan merasa ngebut sangat menyenangkan. Bagian terbaiknya adalah bisa meluncur sangat cepat di lajur yang lurus. Kami sempat mencapai kecepatan 172 kilometer per jam. Sangat fantastis,” imbuhnya.
Dulcibella menuturkan, ia masih belum percaya saat diberitahu impiannya bisa terpenuhi. “Saya tidak akan pernah melupakan hadiah ulang tahun seperti ini,” tegasnya.
Saat turun dari mobil, botol-botol sampanye dan buket bunga langsung menyambutnya.
Palmer yang mengemudikan mobil, tak ketinggalan ikut memuji Dulcibella. Ia menyebut si nenek memiliki senyum menyenangkan di wajahnya.
“Saya pikir ia wanita luar biasa. Banyak orang yang merasa takut jika harus naik kendaraan dengan kecepatan tersebut. Namun ia seperti menikmati setiap detik yang dijalaninya,” puji Palmer.
Menurut Palmer, mereka mencapai kecepatan tertinggi 172 km per jam saat mendekati tikungan. “Sangat menyenangkan bisa mengantarkan dia. Dulcibella memiliki senyum manis di wajahnya,” imbuh Palmer.
Lahir di Devon tahun 1902, Dulcibella mencintai mobil semenjak ia bekerja sebagai sopir penguji kendaraan militer di Perang Dunia II. Salah satu staf di rumah jompo Halliwell mengungkapkan, ia selalu meminta supir minibus di tempatnya untuk berjalan lebih cepat dan ngebut.
“Mobil seperti keinginan abadi Dulcibella. Selama Perang Dunia II ia selalu menguji coba segala jenis kendaraan yang telah dipakai penduduk sipil,” ujar Lena Akers, Koordinator Even Sosial Halliwell.
Menurutnya hal ini tidak akan menjadi hal pertama yang mereka lakukan untuk Dulcibella. “Beberapa tahun lalu kami sempat melihatnya mengendarai mobil limo Rolls Royce dalam berbagai gaya. Tak ketinggalam juga Porches. Mobil yang dipegangnya seolah menyatu dengan dirinya,” ujar Akers (surya.co.id)