Rupanya, antrean ini dalam rangka kampanye UNICEF untuk menyerukan perlunya air bersih, sehubungan dengan Hari Air Sedunia, yang diperingati Minggu (22/3) lalu.
Setiap peserta yang mengikuti kampanye ini diberikan pita di lengan dengan nomor antrean serta kaus sebagai sertifikat peserta acara ini.
“Desain toilet ini sama seperti yang digunakan di negara-negara berkembang, dengan antrean panjang setiap pagi,” ujar seorang panitia penyelenggara, Benoit Melebeck, seperti dikutip AP, Selasa (24/3).
Rekor antrean ini masuk catatan Guinness Book of World Record, setelah melebihi kuota untuk masuk rekor, yakni 500 orang dalam antrean.
Selain itu, kampanye ini juga bertujuan untuk menarik perhatian dan dana penyediaan pompa air, sumur, dan pendidikan kebersihan toilet bagi anak-anak di negara berkembang.
Setiap hari, sekitar 5 ribu anak meninggal dunia karena kekurangan air bersih, sanitasi, dan pendidikan higienis. Artinya, setiap 20 detik seorang anak meninggal akibat hal ini.
Meski antreannya panjang, tak ada yang menggunakan toilet itu, sebab hanya toilet palsu yang digunakan secara simbolis untuk kepentingan memecahkan rekor dan kampanye. (inilah.com)