Pembunuhan sadis kembali terjadi. Usai kasus wanita jompo lumpuh dibunuh perampok di Jalan Merbau, Medan Petisah, seorang janda dua anak ditemukan tewas tanpa busana alias bugil. Sadisnya, (maaf) kemaluan Tri Murti (27), janda nahas itu, dibacok hingga koyak 10 Cm dan tulang kemaluannya patah. Hingga kemarin (25/3) sang penjagal belum juga diketahui.
Tri ditemukan tewas mengenaskan di areal kebun kopi miliknya. Selain luka di kemaluannya, Tri juga mengalami sejumlah luka bacokan lainnya. Mulai dari bacokan di kedua pipinya hingga ke bagian belakang kepala, bacokan di pantat kanan sepanjang 20 cm. Kemudian pergelangan tangan kanan nyaris putus dibacok, sementara kelima jarinya telah putus.
Saat pertama kali ditemukan, kemarin (24/3) sore pukul 17.30, Tri yang sudah dua kali menjanda itu didapati tidak bercelana lagi. Mayatnya ditemukan pertama kali oleh Has (30), tetangganya dan juga masih ada hubungan keluarga.
“Kebetulan, Has juga berkebun tak jauh dari kebun kopi korban. Mayat korban ditemukan sore hari saat saksi pulang dari kebun,” ungkap Heriyadi, kades setempat.
Saat itu, lanjut Heriyadi, Has hendak pulang dari berkebun dan tak sengaja melihat sesosok tubuh dalam keadaan tertelungkup bersimbah darah. Setelah didekati, sosok mayat itu dikenalinya. Kontan saja penemuan itu langsung dilaporkannya kepada dirinya dan Polsek setempat. Kemudian jasad Tri dibawa menuju RSUD Lahat. “Diduga sebelum dibantai, korban sempat melayat ke sanak keluargnya yang meninggal di Desa Pagarden. Dari keterangan warga bahwa korban berangkat berkebun sekitar pukul 10.00 WIB padahal rutinitas berkebun dimulai pagi hari sekitar pukul 08.00 WIB,” ungkapnya.
Ditambahkannya, Tri sebelumnya telah memanen kopi. Soalnya di pondoknya terdapat karung yang telah berisikan biji kopi yang baru dipetik. “Kita juga tidak tahu apakah korban melakukan perlawanan ataukah tidak. Sebab disekitar tubuh korban ditemukan hamburan biji kopi, sedangkan parang yang sering dibawah korban juga hilang,” ujarnya.
Temuan itu sontak menggegerkan warga Desa Pandanarang, Kecamatan Kikim Selatan, Lahat, Sumatera Selatan. Belum diketahui motif pembunuhan tersebut dan hingga kini Jajaran Reskrim Polres Lahat masih terus melakukan penyelidikan untuk memburu pembunuh korban. Informasi yang dihimpun Palembang Pos (Grup POSMETRO MEDAN), sebelum kejadian diketahui, Tri sempat melayat ke rumah sanak keluarganya yang meninggal dunia di Desa Pagarden.
Dan saat kejadian, Tri baru pergi berkebun sekitar pukul 10.00 WIB, biasanya rutinitas berkebun dimulainya sekitar pukul 08.00 WIB. “Informasinya kalau pergi berkebun, korban tidak berangkat sendirian, melainkan bersama tetangganya. Pulangnya pun bersama tetangga lainnya yang jarak kebunnya berdekatan,” ujar warga.
Kasat Reskrim Polresta Lahat, Iptu Roman Smaradhana Elhaj SIK, mengaku kasus itu murni pembunuhan “Untuk modusnya sendiri belum diketahui pasti apa yang melatar belakangi pembunuhan ini,” ucap Iwan. Guna proses penyelidikan lanjut Iwan, pihaknya tengah memeriksa lima orang saksi. “Kita juga belum dapat memastikan apakah sebelum korban tewas, diperkosa lebih dulu oleh pelaku. Tapi dari hasil visum, ditemukan cairan dalam kemaluan korban,” tukasnya. (posmetro-medan.com)
Tri ditemukan tewas mengenaskan di areal kebun kopi miliknya. Selain luka di kemaluannya, Tri juga mengalami sejumlah luka bacokan lainnya. Mulai dari bacokan di kedua pipinya hingga ke bagian belakang kepala, bacokan di pantat kanan sepanjang 20 cm. Kemudian pergelangan tangan kanan nyaris putus dibacok, sementara kelima jarinya telah putus.
Saat pertama kali ditemukan, kemarin (24/3) sore pukul 17.30, Tri yang sudah dua kali menjanda itu didapati tidak bercelana lagi. Mayatnya ditemukan pertama kali oleh Has (30), tetangganya dan juga masih ada hubungan keluarga.
“Kebetulan, Has juga berkebun tak jauh dari kebun kopi korban. Mayat korban ditemukan sore hari saat saksi pulang dari kebun,” ungkap Heriyadi, kades setempat.
Saat itu, lanjut Heriyadi, Has hendak pulang dari berkebun dan tak sengaja melihat sesosok tubuh dalam keadaan tertelungkup bersimbah darah. Setelah didekati, sosok mayat itu dikenalinya. Kontan saja penemuan itu langsung dilaporkannya kepada dirinya dan Polsek setempat. Kemudian jasad Tri dibawa menuju RSUD Lahat. “Diduga sebelum dibantai, korban sempat melayat ke sanak keluargnya yang meninggal di Desa Pagarden. Dari keterangan warga bahwa korban berangkat berkebun sekitar pukul 10.00 WIB padahal rutinitas berkebun dimulai pagi hari sekitar pukul 08.00 WIB,” ungkapnya.
Ditambahkannya, Tri sebelumnya telah memanen kopi. Soalnya di pondoknya terdapat karung yang telah berisikan biji kopi yang baru dipetik. “Kita juga tidak tahu apakah korban melakukan perlawanan ataukah tidak. Sebab disekitar tubuh korban ditemukan hamburan biji kopi, sedangkan parang yang sering dibawah korban juga hilang,” ujarnya.
Temuan itu sontak menggegerkan warga Desa Pandanarang, Kecamatan Kikim Selatan, Lahat, Sumatera Selatan. Belum diketahui motif pembunuhan tersebut dan hingga kini Jajaran Reskrim Polres Lahat masih terus melakukan penyelidikan untuk memburu pembunuh korban. Informasi yang dihimpun Palembang Pos (Grup POSMETRO MEDAN), sebelum kejadian diketahui, Tri sempat melayat ke rumah sanak keluarganya yang meninggal dunia di Desa Pagarden.
Dan saat kejadian, Tri baru pergi berkebun sekitar pukul 10.00 WIB, biasanya rutinitas berkebun dimulainya sekitar pukul 08.00 WIB. “Informasinya kalau pergi berkebun, korban tidak berangkat sendirian, melainkan bersama tetangganya. Pulangnya pun bersama tetangga lainnya yang jarak kebunnya berdekatan,” ujar warga.
Kasat Reskrim Polresta Lahat, Iptu Roman Smaradhana Elhaj SIK, mengaku kasus itu murni pembunuhan “Untuk modusnya sendiri belum diketahui pasti apa yang melatar belakangi pembunuhan ini,” ucap Iwan. Guna proses penyelidikan lanjut Iwan, pihaknya tengah memeriksa lima orang saksi. “Kita juga belum dapat memastikan apakah sebelum korban tewas, diperkosa lebih dulu oleh pelaku. Tapi dari hasil visum, ditemukan cairan dalam kemaluan korban,” tukasnya. (posmetro-medan.com)