Kamis, 16 Februari 2012

Kepada Allah, Sang Pembalut Lukaku



Kucoba hilangkan pedih ini

Justru lebih rasa sakit yang kudapat

Dan sekarang aku sekarat

Aku menyesal...

Aku menyesal mengkhianati-Mu dalam dosa

Sekarang diri hamba-Mu ini sekarat...

Meratap dalam doa...

...........................

........dan berdarah

YA ALLAH!
Apakah diri ini terlalu sesat untuk Kau selamatkan?
Terlalu sesatkah hamba-Mu ini, Ya Allah?

Ya Allah, Pemilik Hidupku
Kembalilah, selamatkan diri hamba-Mu ini

Apakah Engkau telah melupakan hamba-Mu ini?
Yang telah lama hilang dan jauh

Kelakkah Kau menerima hamba-Mu ini di sisi-Mu
Atau sekedar terlupakan?

Sekarang diri ini benar-benar sekarat
Hanya terus berdoa

Ku berdarah... 

(dan kuteriakkan nama-Mu)

YA ALLAH!
Apakah hamba-Mu ini terlalu sesat untuk Kau ampuni?
Terlalu sesatkah diri ini, Ya Allah?

Kembalilah, selamatkanlah diri hamba-Mu ini

(di ujung maut) 

Ya Allah, Pemilik Hidupku...

Kembalilah, selamatkan diri hamba-Mu ini

Kembalilah, selamatkan aku...

Lukaku sudah seperti ratapan yang mengharap makam

Jiwaku meratapkan kebebasan yang tak berujung

Akankah kelak Kau menerima hamba-Mu ini di sisi-Mu...

Ya Allahku?

..................................Engkau Allah Pemilik Hidupku........




“Saya diserang rasa gelisah, seperti rasa panik yang menyerang dan saya terus menangis.”

“Engkau pernah merasakan damai itu. Apa yang kamu lakukan sekarang? Mengapa kamu pergi begitu jauh?”

“Allah menyembuhkan orang-orang yang patah hati dan membalut luka-luka mereka.”

◄ Newer Post Older Post ►