Anthropometri adalah suatu studi yang berhubungan dengan pengukuran dimensi tubuh manusia. Sedangkan menurut sumber lainnya, anthropometri adalah satu kumpulan data numerik yang berhubungan dengan karakteristik fisik tubuh manusia, ukuran, bentuk dan kekuatan serta penerapan dari data tersebut untuk penanganan masalah desain. Anthropometri secara luas akan digunakan sebagai pertimbangan ergonomis dalam proses perencanaan (design) produk maupun sistem kerja yang akan memerlukan interaksi manusia.
Data anthropometri yang diperoleh akan diaplikasikan secara luas antara lain dalam hal :
1. Perancangan areal kerja (work station, interior mobil dll)
2. Perancangan peralatan kerja seperti mesin, equipment, perkakas (tools) dan sebagainya
3. Perancangan produk-produk konsumtif seperti pakaian, kursi, meja, computer dll
4. Perancangan lingkungan kerja fisik
Anthropometri dibagi menjadi dua bagian, yaitu :
1. Anthropometri statis, dimana pengukuran dilakukan pada saat tubuh dalam keadaan diam / tidak bergerak.
2. Anthropometri dinamis, dimana dimensi tubuh diukur dalam berbagai posisi tubuh yang sedang bergerak.
Beberapa syarat yang mendasari penggunaan antropometri adalah sebagai berikut :
1. Alatnya mudah di dapat dan di gunakan seperti dacin, pita lingkar lengan atas, mikrotoa, dan alat pengukur panjang bayi yang dapat dibuat sendiri dirumah.
2. Pengukuran dapat dilakukan berulang-ulang dengan mudah dan objektif.
3. Pengukuran bukan hanya dilakukan dengan tenaga khusus profesional, juga oleh tenaga lain setelah di latih untuk itu.
4. Biaya relatif murah.
5. Hasilnya mudah di simpulkan karna mempunyai ambang batas.
6. Secara alamiah diakui kebenaranya.
Beberapa kelemahan antropometri adalah sebagai berikut :
1. Tidak sensitive
2. Faktor diluar gizi (penyakit, genetik, dan penurunan penggunaan energi)
3. Kesalahan yang terjadi pada saat pengukuran dapat memprngaruhi presisi, akurasi, dan valaditas, pengukuran antropometri nilai gizi yang di hasilkan.
4. Kesalahan terjadi akibat sebagai berikut
a. Pengukuran.
b. Perubahan hasil pengukuran baik fisik maupun komposisi jaringan.
c. Analisis dan asumsi yang keliru.
5. Sumber kesalahan biasanya berhubungan dengan :
a. Latihan petugas yang keliru.
b. Kesalahan alat atau alat tidak tertera.
c. Kesulitan pengukuran.