Rabu, 11 April 2012

Pulang ke Hati-Mu



Hati ini sudah tersesat entah seberapa jauh?
Jauh sudah langkah hati ini melangkah?
Sebuah pilihan hati yang terkadang salah memilih.
Suara kebaikan kadang kalah dengan suara kebohongan.
Entah sudah tak terhitung, berapa kali terperosok dalam kesalahan yang sama.
Entah berapa kali hati ini menyakiti hatiNya.

Hati ini tersesat dan semakin saja terus tersesat.
Rasanya hati ini ingin segera pulang ke hatiNya.
Ingin menemukan jalan pulang.
Lelah hati ini tersesat dan terus salah langkah.
Dan ingin segera menemukan rumah terindah.
Semoga hati ini masih ingat jalan pulang.
Jejak-jejak langkah hati ini semoga masih nampak tak tersapu oleh angin.

Samar-samar masih nampak jejak itu.
Disudut persimpangan aku berhenti.
Aku bimbang mana jalan untuk kembali pulang.
Aku hanya duduk diam dan termenung karena bingung.
Takut jika nanti jalan yang kupilih malah membuatku semakin tersesat lagi.
Lama aku dalam kesendirian dan kebimbangan.
Mencoba menuruti mana suara hati.

Aku begitu sedih tak tahu harus berbuat apa.
Lalu kupandangkan mataku ke kakiku.
Tampak sebuah tali yang terikat di kakiku.
Mengikatku erat agar aku tak terserat dan hilang.
Sebuah tali yang tanpa kusadari telah terikat dikakiku.
Mengikatku agar aku dapat pulang menuruti tali yang telah mengikatku.
Tali itu diberikan kepadaku, agar sewaktu-waktu aku pulang dapat kembali lagi.
Sungguh bodohnya aku, kenapa aku tak menyadari itu.

Sekarang aku mencoba menuruti tali itu.
Tali yang telah panjang terurai kucoba gulung menuju ke pangkal tali.
Aku tampak tercengang…
Ternyata hatiNya masih setia menunggu hatiku yang tersesat.
HatiNya masih setia menantiku.
Dari jauh hatiNya tampak senang dengan kehadiran hatiku yang hina ini.
Tatapan mata kasihNya tak menyiratkan amarah satupun.
HatiNya tanpa banyak kata menenggelamkan hatiku yang penuh dosa dan cela.
Rasanya ingin selalu bersama hatiNya.
Dan semoga hatiku bersama hatiNya dapat kembali berjalan bersama.
Berjalan menapaki peziarahan hidup di dunia ini.
Terima kasih atas tali kasihMu yang masih mengikatku.
Tanpa kusadari Engkau begitu memperhatikanku.

'The Image of the Lost Soul' by Saki
.
.

◄ Newer Post Older Post ►