Senin, 09 April 2012

Budidaya Buah Naga(Dragon FRuit)


Budidaya Buah Naga untuk usaha produksi umumnya dilakukan di kebun. Untuk menghasilkan produksi yang maksimal tentu saja harus dengan persiapan yang matang, perawatan yang baik dan penanggulangan gangguan penyakit yang tepat. Berikut adalah ulasan mengenai cara dan hal apa saja yang diperlukan dalam budidaya buah naga.

A. Pengolahan Tanah Untuk Buah Naga

Pengolahan tanah adalah faktor penting yang harus diperhatikan agar tanaman buah naga bisa tumbuh dan berkembang dengan baik. Perakaran buah naga memerlukan tanah yang gembur karena perakarannya merayap dipermukaan tanah, apabila tanah terlalu keras atau liat, akar tidak bisa tumbuh baik pada tanah.

Sebelum digemburkan sebaiknya tanah dibersihkan dari gulma dan rerumputan untuk menghindari penyakit. Setelah itu tanah digemburkan dengan mencangkul sedalam satu cangkulan dengan dibolak-balik. Setelah itu dibuat lubang-lubang tanam sesuai dengan cara tanamnya apakah menggunakan system panjatan tunggal atau  kelompok.(sistem panjatan tunggal pengolahan tanah hanya dilakukan disekitar lubang tanam saja, berbeda dengan sistem kelompok pengolahan tanah dilakukan pada seluruh alur barisan tempat penanaman).

Media tanam untuk panjatan tunggal menggunakan campuran tanah galian diberi pasir sekitar 5 kg, bubuk bata merah 5 kg, pupuk kandang kering 10 kg dan dolomit 300 g kemudian dicampur sampai merata.

Pada model sistem tanam berkelompok untuk setiap alur sepanjang 4 m media tanamnya yaitu pasir 8 kg, pupuk kandang 20 kg dan bisa ditambahkan bubuk bata merah sebanyak 10 kg apabila tanah terlalu porous. Jika tidak menggunakan bubuk bata merah , jumlah pupuk kandang ditambahkan 10 kg lagi jadi total 30 kg. Ditambah dolomit yang mengandung magnesium sebanyak 600g. Bahan-bahan tersebut dicampur merata pada tanah galian.
Setelah penyiapan media tanam selesai kemudian disiram dan biarkan terkena matahari sampai kering. Pengeringan ini bertujuan agar tanah terbebas dari racun dan penguapan lain.

B. Menyiapkan Tiang Panjatan

Tanaman buah naga membutuhkan tiang panjatan untuk menopang supaya tidak roboh. Nantinya tiang ini akan dililit akar udara dan akan menopang beberapa cabang produksi yang berat yang tentu saja perlu dipilih dari bahan yang kuat.
Sebaiknya tiang panjatan dibuat dari besi beton berdiameter 8-10 cm, atau balok kayu yang kuat dan tahan lama karena usia buah naga yang bisa mencapai puluhan tahun. Tinggi tiang antara 150-200 cm . Pada bagian bawah tiang diberi kaki-kaki penguat agar nantinya bisa kuat dan tidak mudah goyah. Untuk tiang dari besi beton, bagian yang terpendam dalam tanah bisa diberi aspal untuk menghindari karat. Untuk bagian atas tiang diberi piringan yang berbentuk seperti stir mobil yang berfungsi untuk menyangga cabang-cabang produksi yang banyak.

C. Penanaman bibit Buah Naga

Bibit sebaiknya dipilih yang besar, dari batang yang tua yang berwarna hijau tua keabuan dan bebas dari penyakit. Idealnya panjang bibit yang ditanam minimal 15-20 cm(Kedalaman penanaman adalah 25% dari panjang bibit.). Selanjutnya bibit ditanam disekitar tiang panjatan dengan kedalaman 10 cm, jangan terlalu dalam karena akan mengakibatkan pertumbuhan yang kurang bagus. Setelah ditanam media tanam ditekan-tekan agar bibit tidak mudah roboh. Selanjutnya media tanam disiram dengan air dan diletakkan ditempat terbuka tidak ternaungi yang terkena sinar matahari langsung.

D.Sistem Pengairan

Untuk sistem pengairan pada lahan disesuaikan dengan kondisi lahan, system cara tanamnya, dan pengadaan sumber air yang ada disekitar lahan. Bisa menggunakan cara pengairan tradisional yaitu system leb yaitu menggunakan parit sedalam 20 cm yang dibuat disekitar barisan tanaman. Atau juga bisa menggunakan system pengairan pipa yang dibuat sedemikian rupa untuk mengalirkan air pada seluruh tanaman.

E.Pemeliharaan Tanaman

Pemeliharaan tanaman buah naga  yaitu meliputi pemupukan, penyiraman dan pemangkasan cabang yang tidak diperlukan .Selain itu, yang perlu diperhatikan adalah tanaman dipastikan menempel dengan baik pada tiang panjatan dan tidak roboh, oleh karena itu perlu dilakukan pengikatan batang buah naga pada tiang dengan menggunakan tali atau kawat dengan bentuk ikatan seperti angka ‘8’ tidak boleh terlalu kencang karena bisa merusak batang atau cabang seiring pertumbuhannya yang semakin membesar. 

F. Penyakit dan penangan pada Budidaya Buah Naga

Penyakit busuk batang adalah penyakit paling sering dialami oleh para pemilik tanaman buah naga, kebanyakan mereka merasa ragu untuk memotong dan membuang batang yang sudah busuk berwarna kuning kecoklatan. Batang yang sudah busuk tidak akan bisa kembali sehat dan hijau lagi. Penanganan terbaik adalah langsung memotong batang yang busuk kemudian membakarnya atau ditimbun dalam tanah. Lahan juga harus dijaga kebersihan dan kelembabannya, jangan biarkan air menggenang terlalu lama yang bisa mengundang datangnya jamur yang bisa merusak tanaman buah naga. Cara ini lebih baik daripada anda mencoba banyak obat yang belum tentu cocok, sementara penyakit ini sangat cepat menyebar. Jika ada muncul busuk sedikit saja, sebaiknya langsung dipotong. Begitu juga jika ada gangguan dan hama lainnya, harus cepat ditangani.

G.Trik Khusus Pada Budidaya Buah Naga agar tidak gagal

  1.  Tidak mendapat sinar matahari secara penuh.
    Dalam budidaya buah naga, sinar matahari mutlak dibutuhkan. Jika lahan anda terhalang oleh bangunan, tembok, atau pohon besar, sebaiknya urungkan untuk menanam buah naga. Tanaman buah naga merupakan tanaman panas yang sangat membutuhkan sinar matahari yang cukup, bahkan kondisi tanah yang tandus sekalipun selama sinar matahari tercukupi, maka buah naga bisa dibudidayakan di tempat tersebut. Penanaman di halaman atau pekarangan rumah juga banyak terjadi tanaman buah naga dirambatkan pada tembok atau tanaman besar lain yang menaungi/menutupi dari sinar matahari, tentu saja tanaman buah naganya tidak bisa tumbuh dengan baik.
  2.  Media tanam terlalu padat
    Media tanam yang terlalu padat akan menyebabkan pertumbuhan akar terganggu, padahal akar merupakan faktor penting untuk menyerap unsur hara dalam tanah. Jika anda memakai komposisi media tanam dengan tanah yang lebih banyak, sebaiknya media tanam digemburkan kembali minimal 6 bulan sekali. Media yang padat juga akan lebih lama menahan air dan bisa mengakibatkan kebusukan akar dan batang. Gunakan media tanam menggunakan bahan yang tidak lama menyimpan air. Media tanam yang padat bisa mengakibatkan tanaman anda tumbuh lambat/kerdil dan tidak berbuah pada musimnya.
  3. Terlalu sering melakukan penyiramanPerlu diketahui bahwa tanaman buah naga termasuk jenis kaktus, tanaman ini tahan dengan kekeringan tetapi tidak dengan air yang menggenang. Karena kondisi tanah berbeda-beda masing-masing daerah, saya tidak berani memberikan patokan waktu penyiraman. Penyiraman juga tergantung curah hujan dan ketinggian tanah yang tentu berbeda penanganannya. Perlu diketahui, pada waktu musim berbuah tanaman buah naga membutuhkan lebih banyak air karena buahnya sendiri mengandung kadar air yang sangat tinggi mencapai 90%, karena itulah penyiraman harus lebih sering dilakukan pada masa pertumbuhan buah. 
  4. Tidak dilakukan pemangkasan
    Hal ini sering terjadi terutama pada tanaman buah naga yang ada ditanam di halaman atau pekarangan rumah. Sulur dibiarkan tumbuh memanjang dan dirambatkan sekenanya pada tembok dan tanaman lain. Pemangkasan wajib dilakukan pada tanaman buah naga untuk menghentikan munculnya tunas baru dan nutrisi bisa difokuskan dalam pembentukan bunga dan buah. Memang, meskipun tidak dipangkas, tetap bisa muncul buah tetapi tentu saja jumlahnya sedikit sekali. 
Selamat  Mencoba dan sukses selalu !
Mau tau anekawirausahalainnya? klik dsni
◄ Newer Post Older Post ►