Kami awali perjalanan field trip dari kampus pertanian tercinta pada hari minggu tanggal 18 Desember 2011 jam 09.00 wib dengan menggunakan dua buah mobil Damri yang kami sewa. Field trip ini kami lakukan dalam rangka untuk menambah pengalaman dan bagian pembelajaran dari mata kuliah perbengkelan yang di asuh oleh pak purwana yang juga merangkap sebagai pembimbing kami selama perjalanan field trip ini. Tujuan pertama kami adalah ke bengkel pertanian CV AKAM yang terletak di Ulee Lheu, Banda Aceh.
Bang Farid Rusli
Pemiliknya CV AKAM sendiri bernama lengkap Farid Rusli yang lahir pada tanggal 11-11-1980 dan asli anak Banda Aceh. Bang farid adalah lulusan dari SMK Jurusan Logam dan sempat mencicipi bangku kuliah di lamlagang namun tidak dilanjutkan karena beliau lebih memilih terjun ke bisnis keluarga, yaitu CV AKAM ini. CV AKAM sendiri menurut bang farid adalah singkatan dari “ayah kerja anak makan”. Sekarang Bang farid sendiri selain menjadi pemiliknya juga merangkap sebagai pekerja di bengkel ini. Selain bekerja di bengkelnya, bang farid juga meluangkan waktu kosongnya untuk rutin mengikuti majelis taqlim di salah satu pesantren di Indrapuri.
Thresher AKAM
CV AKAM sendiri sempat Berjaya di tahun 70-an dan menjadi pabrik bengkel terbesar di Aceh dan mendapat berbagai penghargaan dari semua pihak pemerintahan dan pihak swasta dan juga bapak presiden Soeharto juga pernah menyambangi pabrik yang terletak di jalan Ulee Lheu, simpang rima, Kec meuraxa tersebut. CV AKAM dulunya mempekerjakan sekitar 30 karyawan dengan alat dan mesin-mesin yang sangat lengkap dan sering mendapat pesanan pembuatan power thresher dari pihak pemerintah dalam skala besar.
Selain memproduksi power thresher yang penjualannya sudah sampai ke Jambi, CV AKAM juga memproduksi barang-barang lainnya seperti pelak motor, sendok dan lain sebagainya. Untuk sendok sendiri CV AKAM telah mengeskpor sampai ke China dan menjadi kebanggaan tersendiri buat kita semua. Namun setelah di terjang ombak tsunami pada tanggal 26 Desember 2004, CV AKAM rata dengan tanah dan ke 30 karyawan CV AKAM juga ikut meninggal, dan saksi hidup saat CV AKAM di ratakan oleh tsunami adalah bang farid sendiri yang sampai sekarang masih jelas dalam ingatannya tentang peristiwa naas pada saat itu.
Lima tahun setelah tsunami, bang Farid mencoba bangkit kembali dengan mendirikan CV AKAM. Dalam mencari dana untuk membangun CV AKAM, bang farid pernah mencoba mengajukan proposal permintaan dana kepada pihak pemerintah dengan bermodalkan bahwa CV AKAM dulu adalah salah satu pabrik bengkel terbesar di aceh, tetapi tidak pernah dihiraukan oleh pemerintah, sehingga bang farid menjual tanahnya untuk membiayai pembangunan kembali CV AKAM ini. Sekarang CV AKAM hanya memproduksi power thresher saja dengan menggunakan alat-alat untuk memproduksi thresher yang manual dan dirakit sendiri dan di bantu mesin-mesin yang di beli seperti mesin bor, mesin gerinda, mesin potong plat, mesin las, dan lain sebagainya. Sekarang dalam pembuatan satu power threser bang farid membutuhkan waktu sekitar Sembilan hari, sangat berbeda sewaktu sebelum tsunami yang hanya memakan waktu sehari untuk menyelesaikan satu power thresher.
Sedikit saya akan jelaskan tentang produk unggulan dari CV AKAM yaitu power thresher yang bersumber dari buku panduan yang terdapat di CV AKAM. Adapun untuk spesifikasinya adalah:
1. Unit motor pengerak
· Jenis : Motor bensin, Honda
· Daya maksimum : 5,5 hp / 4,1 kW
· Model : GX – 160
· Putaran mesin : 800 rpm
· Bobot kosong : 15 kg
· Bahan bakar : Bensin
· System pendingin : Udara
2. Unit Alat
· Dimensi (P x L xT) : 530 mm x 850 mm x 1290 mm
· Berat : 90 kg
3. Kapasitas kerja : 800 kg/jam
Pada pengujian menggunakan padi varitas IR 64 dengan kadar air 18,0%, daya rontok gabah 0,12 kgf pada putaran silinder perontok 669 rpm pada kondisi terbeban, diperoleh kapasitas pengumpanan dan kapasitas perontokan masing-masing sebesar 1303,2 kg/jam dan 769,8 kg/jam dengan efisiensi perontokan dan tingkat kebersihan (tanpa ayakan masing-masing sebesar 97,7% dan 90,5%. Persentase kehilangan hasil dan peningkatan gabah retak masing-masing sebesar 6,5% dan 0,0%.
Foto bersama Bang Farid Rusli
Di akhir pertemuan kami, bang farid memberikan sedikit nasehat untuk kami agar menjadi orang yang selalu bersyukur dan selalu belajar. Sebagai bingkisan, kami memberikan piagam penghargaan kepada bang farid dan mengucapkan banyak-banyak terima kasih karena telah berbagi pengalaman pribadinya. Dan seperti biasa kami sempatkan untuk berfoto bersama dengan bang farid yang ditemani thresher AKAM.