INILAH.COM,Jakarta - Advertising Standards Authority (ASA) kembali melarang iklan deoderan Lynx beredar di pasaran.
Pasalnya, Iklan deodoran Lynx yang menampilkan model yang glamour Lucy Pinder dianggap merendahkan perempuan dan memperlakukan mereka sebagai obyek seks.
Satu internet iklan video menunjukkan model berpakaian, mencuci mobil dan menjilat es Lolly. Dalam setiap adegan dia mengenakan pakaian yang berbeda dan mengekspos belahan dadanya.
Selain itu, para model tampak menggoda dengan belahan dadanya dalam serangkaian iklan video provokatif. Deodoran ini dibuat oleh produsen multi-national manufacturer, Unilever.
Pasalnya, Iklan deodoran Lynx yang menampilkan model yang glamour Lucy Pinder dianggap merendahkan perempuan dan memperlakukan mereka sebagai obyek seks.
Satu internet iklan video menunjukkan model berpakaian, mencuci mobil dan menjilat es Lolly. Dalam setiap adegan dia mengenakan pakaian yang berbeda dan mengekspos belahan dadanya.
Selain itu, para model tampak menggoda dengan belahan dadanya dalam serangkaian iklan video provokatif. Deodoran ini dibuat oleh produsen multi-national manufacturer, Unilever.
Lynx dipasarkan menggunakan lidah di pipi humor yang menunjukkan bahwa pria yang menggunakan itu langsung menjadi lebih menarik, dengan wanita cantik jatuh di kaki mereka. [mor] Sumber berita