Kamis, 13 Oktober 2011

AL-MASAH, satu alasanku masih menaruh dendam pada DARMAJAYA


         malam ini aku teringat beberapa tahun yang lalu, ketika aku adalah seorang mahasiswa di sebuah kampus yang katanya mentereng di bandar lampung, DARMAJAYA namanya. seorang mahasiswa yang hanya memiliki uang 10 ridu didompetnya, sementara aku harus membayar 900 ribu rupiah untuk uang SKS.  (ngenes)
         Adi Rahmat, ya dia adalah salah satu orang yang berjasa besar dalam perjalanan kehidupanku. dia mengajakku tinggal di masjid AL-MASAH (Sekarang Baitul 'Ilmi), masjidnya kampus DJ yang katanya mentereng itu. dia tau ketika itu aku kebingungan yang sangat, dia tau aku tak punya uang lagi untuk makan, ia tau aku butuh uang untuk bayaran, sementara ia pun tau jika aku tak mungkin minta pada orang tuaku yang mereka pun sulit untuk makan. lalu dia mengajakku tinggal di masjid AL-MASAH, disini aku membantunya merawat masjid yang penuh kenangan itu. setiap pagi aku dan dia membersihkan halamanya, ngepel, dan nyapu adalah pekerjaan setiap paginya.

     satu orang lagi yang tak kalah berjasanya adalah mas munir,  ia adalah karyawan  kampus Darmajaya yang ternyata dia satu kampung denganku, namun tak pernah ketemu dikampung. dialah yang juga turut membantuku selama aku tinggal dimasjid. hingga kini aku merasa mereka seperti kakakku sendiri.
    
      aku sangat betah ketika itu, banyak teman, hati tenang, mungkin karena tinggal di rumah ALLOh,. namun saat yang seperti itu tak berlangsung cukup lama. Tuhan berkata lain, persis seperti prediksiku, bahwa aku tak akan sanggup melanjutkan kuliah.
     akhirnya, pada februari 2008 tepatnya, aku pun resmi hengkang dari kampus Darmajaya, dan hengkang pula dari masjid AL-MASAH yang tercinta. aku harus terima kenyataan yang menyedihkan. aku dijemput bapak dan ibuku serta adiku yang baru hari itu juga keluar dari rumah sakit setelah seminggu sebelumnya adikku masuk rumah sakit. 

     aku tak sanggup untuk tidak sedih dan menangis ketika aku mengemasi bajuku, bahkan aku tak sanggup harus berpamitan dengan kawan-kawan ku yang ketika itu akan melaksanakan solat dzuhur. 

   " anak kampung, kamu harus pulang, ayah ibumu tak sanggup membiyayaimu untuk kuliah dikampus mentereng  ini, kamu harus sadar bahwa kamu anak orang tidak punya apa-apa, yang kuliah hanya bermodalkan nekat saja. waktumu sudah habis nak, pulanglah.. kubur dalam-dalam keinginanmu itu".

     akhirnya, aku angkat koperku dan masuk ke mobil, lagi-lagi aku tak sanggup untuk  tidak menangis ketika aku pandangi masjid AL-MASAH yang begitu membuatku nyaman tinggal di dalamnya. perlahan mobilpun mulai berjalan, dan aku terus memandannya sambil tak hentinya air mata ini keluar,.hingga kampus itu tak lagi terlihat.

   tiba-tiba ibuku pun memegang pundakku dari kursi mobil bagian depan, dengan terisak-isak tangisnya pula, ibuku berkata" le, sepurone mamak karo bapak yo le, gak iso mbiyayani kuliahmu, seng sabar yo nak" (nak, maafkan ibu sama bapak ya, gak bisa membiyayai kuliahmu, yang sabar ya nak) 


   " aku pulang dengan dendam, aku tak terima kekelahanku begitu saja..!!!

kenyataan pahit harus aku terima, namun aku tak akan diam begitu saja, Darmajaya telah mengalahkkan aku, namun aku janji pada diriku sendiri, suatu saat nanti aku akan kembali lagi ke Darmajaya, aku harus bisa kuliah disini lagi. ..!!!!!!  Tuhan Selalu bersamaku..amiinn
◄ Newer Post Older Post ►