Komandan senior Garda Revolusi Iran, Brigjen Amir Ali Hajizadeh. (Img : globalpost.com) |
"Jika Israel dan Iran terlibat dalam konflik militer, 'tidak ada yang bisa diramalkan'... dan itu akan berubah menjadi Perang Dunia III," kata Brigjen Amir Ali Hajizadeh kepada televisi berbahasa Arab itu. Demikian diberitakan AFP -- yang dipantau ANTARA News, di Jakarta, Senin.
Hajizadeh, yang bertanggung jawab atas sistem rudal Garda Revolusi, mengatakan, "Bila mereka (orang-orang Israel) telah mempersiapkan segala sesuatu untuk melancarkan serangan, maka kami mungkin akan melancarkan serangan terlebih dulu. Namun kami belum melihat hal ini pada saat ini."
Ia menambahkan, Iran memperkirakan setiap serangan Israel akan dilakukan dengan otorisasi AS, namun "apakah serangan-serangan rejim Zionis itu dengan atau tanpa sepengetahuan AS, kami akan tetap menyerang pangkalan-pangkalan AS di Bahrain, Qatar dan Afghanistan."
"Israel tidak akan bisa membayangkan tanggapan kami -- dan negara itu akan mengalami kerusakan besar dan itu akan menjadi pendahuluan atas kemusnahannya," kata jendral Iran itu.
Sabtu, pemimpin Garda Revolusi Jendral Mohammad Ali Jafari mengatakan, perang antara Iran dan Israel "pada akhirnya akan terjadi, namun tidak pasti di mana dan kapan".
Baru pertama kali ini seorang pejabat tinggi Iran mengakui kemungkinan meletusnya perang antara kedua negara yang bermusuhan itu. Konflik semacam itu akan mengarah pada kemusnahan Israel.
"Jika mereka memulai (agresi), maka itu berarti kehancuran mereka dan akan menjadi akhir sejarah," katanya.
Ketegangan meningkat secara berarti dalam beberapa pekan ini, dimana Israel mengancam akan melancarkan serangan udara ke fasilitas nuklir Iran. Israel yakin program nuklir Iran bertujuan membuat senjata atom yang akan mengancam keberadaan negara Yahudi itu dan statusnya sebagai satu-satunya kekuatan nuklir di Timur Tengah meski tidak diumumkan.
Iran bersikeras bahwa program nuklirnya hanya untuk tujuan sipil damai, namun negara itu terlibat dalam perselisihan dengan badan pengawas nuklir PBB dan Dewan Keamanan PBB menyangkut masalah tersebut.
Sumber : Antara