Komisi untuk Orang Hilang dan Tindakan Kekerasan (Kontras) mengeluarkan kronologis peristiwa rusuh Sampang yang diterima mereka. Kekerasan terhadap muslim syiah di Dusun Nangkernang, Desa Karang Gayam, Kabupaten Sampang, Madura menurut Kontras dilakukan oleh kelompok orang yang mengatasnamakan ahlul sunnah wal jamaah (muslim sunni).
Sasaran para pelaku bukan saja Ustad Tajul Muluk (pemimpin muslim Syiah di Nangkernang), tapi juga meluas ke warga lain yang dinilai pengikut muslim syiah. Sejak bulan ramadhan dan saat ramadhan (sekitar bulan Juni dan Agustus 2012), para pelaku telah menebarkan ancaman dengan mengatakan akan menghabisi dan ‘menyembelih’ warga muslim syiah jika tetap berada di dusun Nangkareng seusai ramadhan.
Pada tanggal 23 agustus 2012, pelaku melakukan sweeping terhadap muslim syiah yang akan keluar kampung, termasuk para santri-santri warga syiah yang hendak kembali ke pondok pesantren mereka yang berada diluar Kota Sampang. Kejadian ini telah dilaporkan kepada aparat kepolisian, namun tidak ada tindak lanjut.
Pada tanggal 26 Agustus 2012, sekitar pukul 08.00 Wib, ratusan massa (diperkirakan 500 orang) membawa senjata tajam berupa; celurit, pedang dan pentungan serta bom molotov telah berkumpul di kampung Nangkernang.
Untuk mengantisipasi terjadinya kekerasan, Iklil (abang kandung Ustad Tajul Muluk) melaporkan ke pihak kepolisian Polsek Omben dan Polres Sampang melalui telepon selulernya. Pihak kepolisian menanggapi laporan Iklil dengan mengirim 5 orang personil ke lokasi. Pada pukul 11.00 WIB, pelaku yang telah berkumpul mulai menghadang anak-anak muslim syiah yang mau kembali ke pesantren mereka di luar kota Sampang.
Para laki-laki dewasa muslim syiah berusaha melindungi anak-anak dan istri mereka. Pelaku terus menyerang dengan lemparan batu, bom molotov, dan menikam dengan senjata tajam. Akibat penyerangan tersebut, satu orang bernama Hamama (50 th) tewas, tujuh orang menderita luka kritis, serta puluhan orang mengalami luka-luka.
Pelaku juga merusak dan membakar rumah warga muslim syiah, tercatat 40 rumah warga dibakar dan dirusak, termasuk rumah Ustad Tajul Muluk yang sebelumnya pernah dibakar oleh pelaku yang sama.
Para pelaku terus meluaskan serangan meskipun aparat kepolisian dan satuan Brimob telah berada di lokasi kejadian. Warga, terutama perempuan dan anak-anak mengalami trauma dan mengungsi ke GOR. Berdasarkan informasi, saat ini tercatat 53 anak-anak, 29 remaja dan 83 orang dewasa berada di lokasi pengungsian.
SUmber : Republika