Krakatau di Desa Pasauran, Kabupaten Serang, Banten, sedang memantau aktivitas GAK melalui seismograf. Foto
Gunung Anak Krakatau (GAK) terus menunjukkan aktivitasnya. Sampai kemarin (4/10), tingkat kegempaaan anak gunung yang berada di perairan Selat Sunda itu masih terbilang tinggi. Berdasarkan catatan petugas
pemantau GAK yang berada di Desa Hargopancoran, Kecamatan Rajabasa, Lampung Selatan, aktivitas kegempaan vulkanik pada gunung yang pernah meletus pada tahun 1883 itu mencapai 3 hingga 4 kali letusan per menit. Atau mencapai 5.000 hingga 6.000 dalam sehari.
’’Peningkatan aktivitas GAK mulai terjadi sejak 19 September lalu. Namun, peningkatan status GAK ke level siaga mulai diberlakukan sejak 30 September oleh Pusat Vulkanologi, Mitigasi Bencana, dan Geologi (PVMBG),’’ kata Kepala Pos Pemantau GAK di Desa Hargopancoran Andi Suardi ketika dikonfirmasi wartawan kemarin.
Andi menjelaskan, aktivitas yang mendominasi pada GAK saat ini adalah gempa vulkanik, yang menimbulkan asap tebal dengan ketinggian mencapai 600 meter. ’’Ditetapkan dari waspada menjadi siaga atau level III dikarenakan empat hari sebelumnya aktivitas kegempaan naik 20 kali lipat per hari,’’ ujarnya.
Pria berkacamata ini juga mengungkapkan, pihaknya mengalami kesulitan memantau secara visual GAK lantaran tertutup asap tebal. Meski demikian, ia menegaskan tetap dapat memantau aktivitas GAK melalui alat seismograf.
sumber: Radar Lampung
Baca : video tragis serangan bom
Gunung Anak Krakatau (GAK) terus menunjukkan aktivitasnya. Sampai kemarin (4/10), tingkat kegempaaan anak gunung yang berada di perairan Selat Sunda itu masih terbilang tinggi. Berdasarkan catatan petugas
pemantau GAK yang berada di Desa Hargopancoran, Kecamatan Rajabasa, Lampung Selatan, aktivitas kegempaan vulkanik pada gunung yang pernah meletus pada tahun 1883 itu mencapai 3 hingga 4 kali letusan per menit. Atau mencapai 5.000 hingga 6.000 dalam sehari.
gunung anak krakatau meletus 4kali dalam satu menit (radarlampung.ac.id) |
Andi menjelaskan, aktivitas yang mendominasi pada GAK saat ini adalah gempa vulkanik, yang menimbulkan asap tebal dengan ketinggian mencapai 600 meter. ’’Ditetapkan dari waspada menjadi siaga atau level III dikarenakan empat hari sebelumnya aktivitas kegempaan naik 20 kali lipat per hari,’’ ujarnya.
Pria berkacamata ini juga mengungkapkan, pihaknya mengalami kesulitan memantau secara visual GAK lantaran tertutup asap tebal. Meski demikian, ia menegaskan tetap dapat memantau aktivitas GAK melalui alat seismograf.
sumber: Radar Lampung
Baca : video tragis serangan bom