“Kenapa dua pintu ini sangat bertentangan ya kesibukannya..” Sang malaikat yang menjadi guide tersebut tersenyum mendengar pertanyaan yang mungkin sering didengarnya. Sang pria pun makin penasaran “Apa yang dikerjakan oleh malaikat diruangan tersebut sehingga tampak sangat sibuk..??” kemudian malaikat membawa sang pria untuk masuk dan melihat sebentar “ini adalah ruangan dimana para malaikat bekerja untuk menyeleksi permohonan-permohonan yang datang dari seluruh manuasia yang ada didunia” Ujar malaikat yang menjadi guide tersebut. Sang pria pun terpana, bayangkan begitu banyak permohonan dan permintaan manusia yang ada dimuka bumi ini, dari permintaan yang ringan sampai permintaan yang sangat tidak masuk akal. Dari permohonan keselamatan sampai permohonan banyak harta. Sang malaikat kemudian mengajak sang pria tersebut keluar dan mampir ke pintu yang mana diruangan tersebut hampir tidak tampak kegiatan yang berarti. “Ruangan apakah ini..??” tanya sang pria “kenapa di ruangan ini tidak terlihat kegiatan..??” Sang malaikat menunduk cukup lama sebelum akhirnya ia menjawab “ini ruangan bersyukur..” jawab malaikat lemah.
Sang pria nampak makin bingung “Bersyukur..?? tapi kenapa sepi..??” malaikat yang bertugas dalam ruangan tersebut kemudian berdiri menerangkan kepada sang pria “Itulah manusia..Setelah permohonannya terkabul jarang sekali ungkapan terimakasih yang terlontar dari dalam dirinya, bahkan ucapan Alhamdulillah pun jarang terucap..” sang pria terdiam, kemudian malaikat tersebut berdiri dihadapan sang pria “Tahukah kalian udara yang kalian hirup saat bangun dari tidur itu dari mana, makanan, pakian, tempat tinggal dan kehidupan yang kalian peroleh itu tidak datang serta merta tanpa seijin-Nya..Tapi…seberapa sering kalian bersyukur, seberapa banyak ucapan terimakasih yang kalian kirimkan untukNya… Bahkan tidak sedikit dari kalian terus saja sepanjang hidup mengeluh..mengeluh..dan mengeluh..selalu merasa kurang dan kurang…” Malaikat tersebut diam dan tidak dapat meneruskan kata-katanya. Air mata sang pria tanpa terasa berlinang, seperti ada godam besar memukul dadanya, kemudian ia terbangun… Ternyata sang pria tersebut bermimpi, tapi airmata yang mengalir tidak dapat ia hentikan, ia merasa malu dengan dirinya yang selalu merasa kurang dan kurang, selalu mengeluh dan mengeluh…
Well… Akan kah kita seperti sang pria tersebut (yang sering mengeluh dan mengeluh..) ataukah kita tidak ingin memberikan kegiatan kepada malaikat yang bertugas mengumpulkan ucapan terimakasih kita kepada Allah SWT yang telah memberikan kita hidup sehingga kita masih bisa merasakan detak jantung serta udara melalui hidung kita, masih bisa melihat dunia lewat mata kita, masih bisa merasakan makanan melalui mulut dan lidah kita, masih bisa mendengar suara-suara indah dari telinga kita, masih bisa merasakan lembut angin melalui kulit kita. Sekarang coba kita bayangkan bila salah satu indera tersebut Allah hentikan, akankah kita merasa nyaman dengan kehidupan ini..?? Marilah kawan..kita tanyakan pada diri kita sekarang juga “Sudahkah saya bersyukur hari ini..??” Walau tanpa harta yang berlimpah, walau tanpa pakaian bermerk nan indah, walau tanpa makanan yang super lezat dan banyak, walau tanpa rumah bertingkat, walau tanpa gaji yang berjuta-juta, walau tanpa pasangan yang tampan ataupun cantik.
Hidup itu hanya sesaat kawan..Mari kita hargai dan nikmati dengan sabar dan ikhlas, tanpa mengeluh dan tanpa menyesal.. Seperti yang D’massiv ungkapkan “..Syukuri apa adanya Hidup adalah anugerah, tetap jalani hidup ini.. Melakukan yang terbaik..Jangan menyerah..Jangan Menyerah…Jangan Menyerah…”