Memilih PSU merupakan hal yang gampang-gampang susah. Banyak orang beranggapan asal sudah memiliki watt tinggi, sebuah PSU sudah cukup memenuhi kebutuhan sebuah komputer. Padahal memilih PSU tidak sekedar besaran watt. Ada hal lain yang harus dipertimbangkan sebelum memiliki sebuah PSU. Apa saja itu?
Daya yang Dibutuhkan
Pertama tentu saja daya. Di pasaran saat ini tersedia PSU dengan beragam kapasitas, mulai dari 300 Watt hingga 1000 Watt, bahkan ada yang mencapai 2000 Watt. Semakin besar dayanya, semakin mahal pula harganya. Karena itu, kita harus memilih nilai optimal dari PSU yang akan kita gunakan. Akan sangat riskan jika kita memilih PSU yang dayanya kurang dari yang dibutuhkan PC. Sebaliknya, akan percuma jika kita memiliki PSU yang dayanya tinggi (yang berarti juga mahal) padahal PC yang kita miliki tergolong sederhana.
Karena itu, langkah awal memilih PSU adalah memahami berapa daya yang dibutuhkan sebuah PC. Patokan dasarnya adalah, semakin banyak komponen yang kita gunakan, semakin besar daya yang dibutuhkan. Coba buat daftar komponen yang digunakan PC Anda, dan kalau perlu masukkan komponen yang masuk ke dalam rencana upgrade di masa datang. Setelah itu, gunakan aplikasi PSU Calculator sepert yang disediakan situs Outervision. Di situs ini, Anda bisa menghitung berapa daya yang dibutuhkan masing-masing komponen, termasuk daya totalnya.
Namun perlu diingat kalau hasil perhitungan tersebut adalah daya minimal yang dibutuhkan PC Anda. Untuk amannya, pilih PSU yang dayanya dua kali lipat angka tersebut. Ini untuk membuat PSU bekerja sekitar 50-60% dari daya maksimalnya sehingga tidak bekerja terlalu keras. Ini juga untuk mengakomodasi nilai efisiensi dari PSU tersebut.
Efisiensi
Prinsip kerja dari PSU pada dasarnya adalah mengubah arus listrik berjenis bolak balik (AC) menjadi arus listrik searah (DC) yang dibutuhkan komputer. Nah, perbandingan antara banyaknya daya yang diambil dari sumber listrik dengan daya yang digunakan untuk komputer inilah yang disebut dengan efisiensi. Sebagai contoh, andaikan sebuah PSU mengambil daya dari jala-jala listrik sebanyak 400 Watt dan menghasilkan output berupa daya sebesar 300 Watt. Berarti, PSU tersebut memiliki efisiensi 300/400 = 75%.
PSU yang memiliki efisiensi tinggi memiliki banyak keuntungan. Pertama adalah hemat listrik. Mengambil contoh di atas, PSU dengan efisiensi 80% akan mengkonsumsi daya 375 Watt, atau 25 Watt lebih hemat dibandingkan PSU dengan efisiensi 75%. Bayangkan jika angka tersebut dikalikan dengan dengan jam pemakaian dalam sehari atau setahun.
Keuntungan lain dari PSU dengan efisiensi tinggi adalah memberi lingkungan yang lebih sehat di dalam PC. Perlu diingat bahwa daya yang terbuang (sebagai contoh 25 Watt di atas) akan berubah menjadi energi panas. Sebagian panas tersebut akan masuk ke masuk ke dalam sirkulasi udara di dalam casing, sehingga meningkatkan temperatur sistem secara keseluruhan.
Bagaimana mengetahui efisiensi sebuah PSU? Ini agak sulit. Soalnya tidak semua vendor PSU mencantumkan efisiensi dalam spesifikasi produknya. Untung kini ada standar efisiensi yang disebut 80 Plus. PSU yang telah mendapatkan sertifikat ini berarti telah memiliki efisiensi di atas 80% saat bekerja pada load 20-100%. Bila sebuah power supply sudah mendapatkan sertifikat 80 Plus, pada kemasan penjualannya terpampang logo 80 Plus di sana. Di situs resmi sang produsen power supply juga biasanya informasi mengenai dukungan 80 Plus juga disebutkan.
Cara lain untuk memeriksanya adalah mengunjungi situs www.80plus.org/manu/psu/manu_psu.htm. Di sana tersedia daftar merek dan tipe power supply yang saat ini sudah mendapatkan sertifikasi 80 Plus. Ini bisa menjadi salah satu patokan untuk Anda ketika akan membeli atau memeriksa apakah PSU yang Anda miliki sudah mendukung 80 Plus atau belum.
Biasanya, PSU yang telah mengantongi standar 80 Plus memiliki harga yang agak tinggi. Namun perlu diingat, PSU dengan efisiensi tinggi lebih hemat listrik, yang berarti mengurangi tagihan listrik di rumah Anda. Jadi, cukup sepadanlah.
Jenis Rail
Seperti telah dijelaskan sebelumnya, fungsi PSU adalah mengubah arus AC menjadi DC. Hasil konversi dalam bentuk DC tersebut dibagi dalam beberapa tegangan yang disebut rail. Untuk PSU, terdapat beberapa rail, yaitu +3.3V, +5V, +12V, -5V, dan -12V. Kabel tiap rail ditandai dengan warna tertentu, seperti kuning untuk +12V, merah untuk +5V, biru untuk -12V dan hitam untuk ground.
Tiap komponen membutuhkan kombinasi rail yang berbeda. Namun komponen masa kini, seperti motherboard, prosesor dan kartu grafis lebih banyak membutuhkan rail +12V dan +5V. Karena itu, sebaiknya pilih PSU yang memiliki daya yang besar di rail +12V dan +5V. Sebagian besar PSU menampilkan spesifikasi yang menyebutkan kuat arus (dalam satuan Ampere) di masing-masing rail.
Tahukah Anda, daya sebuah PSU sebenarnya adalah jumlah daya masing-masing rail. Daya itu sendiri adalah perkalian tegangan (dalam satuan Volt) dan kuat arus (dalam satuan Ampere). Sebagai contoh, lihat tabel di gambar atas. Pada rail +12V, terdapat kuat arus 29 Ampere. Berarti daya di rail tersebut adalah 12 x 29 =348 Watt. Dengan perhitungan yang sama, terdapat daya 150 Watt pada rail +5V, 9,6 Watt pada rail -12V, dan 10 Watt pada rail +5V. Berarti total daya pada PSU tersebut adalah 430 Watt.
Karena itu, dua buah PSU dengan daya sama-sama 400 Watt, bukan berarti memiliki kemampuan yang sama. Bisa saja satu PSU memiliki daya 400 Watt dan kuat di rail +12V, sementara PSU lainnya memiliki daya 400 Watt tapi kuat di rail +5V. Karena itu, penting untuk menyimak tabel daya rail yang biasanya tertera di boks atau bagian samping PSU.
Jenis Konektor
Karena komponen di PC membutuhkan beragam jenis konektor, Anda harus memastikan konektor di PSU mencukupi kebutuhan PC Anda. Adapun konektor penting yang dibutuhkan sebagian besar PC adalah sebagai berikut.
*
Konektor ATX12V (20/24 Pin)
Ini merupakan konektor utama dan terbesar di PSU. Maklum saja, fungsinya mengalirkan listrik ke hampir semua komponen di motherboard. Motherboard masa kini kebanyakan sudah menggunakan konektor ATX12V 2.x yang memiliki 24 pin, namun motherboard tipe lama masih menggunakan ATX12V 1.x (20 pin). Untungnya kedua konektor tersebut kompatibel, sehingga PSU dengan 20 pin pun tetap bisa ditancapkan pada konektor di motherboard yang memiliki 24 pin.
*
Konektor EPS12V (4/8 Pin)
Konektor ini digunakan untuk mengalirkan daya ke prosesor. Sama seperti ATX 12V, saat ini ada dua tipe konektor: 4 pin (lama) dan 8 pin (baru). Kita masih bisa menancapkan konektor 4 pin dari PSU ke konektor 8 pin di motherboard, namun cara ini kurang direkomendasikan. Jika motherboard Anda memiliki konektor 8 pin, sebaiknya gunakan PSU dengan konektor EPS12V 8 pin. Jika motherboard Anda masih tipe lama, cari PSU yang memiliki konektor EPS12V 8 pin yang bisa dipisahkan.
*
Konektor PEG
Seiring dengan semakin hausnya kartu grafis masa kini, diperkenalkan konektor yang disebut PEG (PCI Express Graphic). Tidak semua kartu grafis PCI Express membutuhkannya, jadi cek terlebih dahulu kartu grafis Anda. Biasanya, kartu grafis kelas menengah ke atas membutuhkan konektor seperti ini. Konektor PEG juga memiliki 2 versi: 6 pin dan 8 pin. Koneksi 6 pin digunakan pada kartu grafis yang mendukung standar PCI Express pertama (PCIe 1.0), sementara 8 pin digunakan untuk PCI Express generasi kedua (PCIe 2.0). Namun di PSU biasanya cuma disediakan konektor PEG 6 pin. Untuk PEG 8 pin, biasanya menggunakan konverter khusus yang sudah disediakan bersama kartu grafis.
*
Konektor SATA dan IDE
Konektor lain yang dibutuhkan adalah untuk perangkat berbasis SATA (harddisk atau perangkat optik). Bentuknya pipih, jadi mudah dikenali. Jika tidak ada atau jumlahnya kurang, konektor SATA bisa dibentuk dari power untuk peripheral. Konektor peripheral sendiri biasa disebut dengan molex, digunakan untuk perangkat optik atau harddisk berbasis IDE.
Dari uraian di atas, diharapkan kita semua bisa lebih cermat memilih PSU yang sesuai dengan kebutuhan. Sekali lagi, jangan berkutat pada daya. Pertimbangkanlah faktor efisiensi, konektor yang tersedia, serta daya tiap rail. (InfoKomputer, 11)