"Good Speech dari Bpk Dahlan Iskan"
Tiba-tiba saja pernyataan Menteri BUMN Dahlan Iskan menyebar ke mana-mana. Bukan gosip melainkan pernyataan yang bijak mengenai kepemimpinan.
Pernyataan ini sebenarnya diungkapkan Dahlan selepas dilantik menjadi Menteri BUMN Oktober tahun lalu pada suatu media. Entah bagaimana tiga hari terakhir menjadi pembicaraan di forum-forum, dikutip di berbagai blog, bahkan dimuat juga di akun Facebook yang menamakan dirinya Dahlaniskanfans.
Berikut pernyataan lengkap Dahlan Iskan yang diberi judul "Good Speech dari Bpk Dahlan Iskan" di forum-forum:
Menjadi pemimpin itu dianggap enak. Menjadi pemimpin itu dianggap bisa berkuasa.Tetapi banyak yang tidak menyadari bahwa untuk bisa menjadi pemimpin yang baik sebenarnya harus pernah membuktikan dirinya pernah menjadi orang yang dipimpin.
Ketika menjadi orang yang dipimpin itu, dia juga bisa menjadi orang yang dipimpin dengan baik. Artinya untuk bisa menjadi pemimpin yang baik harus pernah menjadi anak buah yang baik.
Saya meragukan seseorang yang ketika menjadi anak buah tidak baik, dia bisa menjadi pemimpin yang baik. Menjadi anak buah yang baik itu adalah anak buah yang loyal tetapi juga kritis. Anak buah yang patuh tetapi juga bisa berpikir mana yang baik dan mana yang tidak baik. Anak buah yang selalu bisa memberikan jalan keluar kepada atasannya. Anak buah yang bisa memberikan pemecahan masalah bagi atasannya. Bukan anak buah yang selalu merepotkan atasannya, anak buah yang selalu membikin masalah pemimpinnya dan anak buah yang selalu memberikan persoalan bagi pemimpinnya.
Jadi ketika menjadi anak buah, dia harus bisa menjadi anak buah yang baik, bukan menjadi bagian persoalan dari pemimpinnya, tetapi menjadi problem solver bagi pemimpinnya.
Nah... kalau seseorang itu pernah menjadi anak buah yang baik, dan dalam kurun waktu yang cukup, maka kelak ketika dia naik menjadi pemimpin, dia akan bisa menjadi pemimpin yang baik. Karena seorang pemimpin yang pernah menjadi anak buah yang baik, maka dia bisa mengetahui bagaimana rasanya pernah menjadi anak buah.
Dengan demikian dia bisa tahu apa saja yang diperlukan anak buah dan bagaimana perasaan anak buah. Jadi pemimpin yang baik adalah pemimpin yang pernah menjadi anak buah yang baik. (andriewongso.com)
Luar Biasa!!!
*** 
 Menjadi Pemimpin Teladan
Aksi yang dilakukan oleh menteri BUMN Dahlan Iskan yang membuka portal gerbang tol dan meng-gratiskan puluhan kendaraan untuk lewat, menjadi berita yang hangat. Beberapa kali sang menteri ini telah melakukan tindakan yang ‘tidak biasa’ dilakukan oleh pejabat kebanyakan. Mulai dari naik kereta listrik, naik ojek, sampai numpang motor mahasiswa untuk menuju bandara. Namun aksi dan tindakannya itu justru banyak mendapatkan simpati dan dukungan dari banyak kalangan meskipun ada juga yang menganggapnya sebagai ‘aksi pamer’ dan pencitraan.


TAK PANDANG KENDARAAN. Dari kampus ITB, Menteri BUMN Dahlan Iskan bergegas menuju Bandara  Husein Sastranegara, Bandung. Bukan memakai mobil, tapi menumpangi motor  milik salah seorang mahasiswa. Geni Isno Murti, mahasiswa ITB itu,  mengaku beruntung bisa memberi boncengan kepada sang menteri. / kaltimpost.co.id
Terlepas dari anggapan masyarakat yang positif maupun negatif, tindakan Pak Dahlan Iskan merupakan contoh nyata yang seharusnya dilakukan oleh seorang pemimpin. Ada beberapa aspek yang perlu dicermati dari beberapa tindakan atau aksi yang beliau lakukan yang bisa dijadikan teladan oleh pemimpin lain. Antara lain:
Berani. Pemimpin harus berani mengambil tindakan untuk perbaikan. Pemimpin yang baik tidak akan membiarkan kekacauan atau gangguan berlangsung lama. Sesuatu yang salah harus dibetulkan. Pemimpin yang baik, berani berdiri di depan untuk melakukan perubahan ke arah yang lebih baik.
Tidak Hanya Memerintah, Tapi Juga Bertindak. Pemimpin tidak hanya memerintah anak buahnya. Tapi juga terjun langsung menangani permasalahan yang muncul. Ada tipe pemimpin yang maunya hanya memerintah saja, tanpa pernah mengalami kondisi dan situasi yang dihadapi anak buahnya.
Sederhana. Kita bisa melihat kesederhanaan dari beberapa hal. Pakaian yang dipakai hanyalah kemeja lengan panjang. Itupun kadang lengannya ditekuk. Tidak pernah terlihat memakai jas dan dasi. Serupa dengan pemimpin Iran Ahmadi Neejad. Tidak pernah terlihat memakai dasi. Memiliki mobil tua yang ketika dilelang, laku ratusan ribu dollar. Itulah pemimpin yang sederhana. Tidak hidup bermewah-mewah sementara anak buah atau rakyat masih banyak yang sengsara.
Mudah-mudahan teladan kepemimpinan yang baik ini mampu memberikan inspirasi dan motivasi bagi pemimpin yang lain. (edyprawoto.com)


Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Dahlan Iskan memangnyeleneh. Dia  membuat terkejut penumpang kereta commuter line jurusan Jakarta-Bogor  saat naik dari Stasiun Manggarai menuju Stasiun Bogor untuk mengikuti  rapat kabinet di Istana Bogor, Jumat pagi, 23 Desember 2011.
***
Teladan dari Pak Dahlan
Sepak terjang Pak Dahlan Iskan banyak, dan banyak yang kita patut teladani. Kerja keras, orientasi untuk rakyat, bersih dari muatan politis dan taktis adalah ciri Pak Dahlan. Masih ingat kan cerita ketika beliau ngamuk di pintu tol, dan secara reaktif dan taktis mengatasi sendiri penyebab kemacetan dengan 'menjebol' pintu tol dan menyilakan mobil lewat dengan gratis.
Beberapa hari sebelum kejadian tol, ada teladan lain yang patut diapresiasi dan ditiru. Sudah lama kita tidak melihat pejabat tinggi negara laiknya beliau.
Pak Dahlan Iskan punya cara unik untuk belajar tentang kehidupan seorang petani. Mirip konsep acara Jika Aku Menjadi di sebuah stasiun televisi swasta, Pak Dahlan menyempatkan menginap di rumah seorang buruh tani di Dusun Karang Rejo, Desa Bener, Kecamatan Ngrampal, Sragen.
Jika Aku Menjadi adalah program yang menampilkan kehidupan kalangan kelas bawah, seperti pemulung, nelayan, buruh panggul pasar, petani, dan lain-lain. Dalam acara ini, seorang selebriti yang menjadi tamu akan tinggal bersama masyarakat kelas bawah. Cekidot!!
‘Jika Aku Menjadi’ ala Dahlan Iskan
Wajah Marto Paimin, 70, terlihat berseri-seri. Lelaki tua warga  Dusun Karangrejo, Desa Bener, Kecamatan Ngrampal, Sragen, Jateng, itu  terus-menerus menebar senyum. Berkali-kali dia mengucapkan terima kasih  kepada semua orang yang mampir ke rumahnya yang sederhana. 
"Maturnuwun sanget nggih, Pak. Kulo remen sanget Pak Menteri purun  mampir sekalian nyare wonten omah kulo (Terima kasih sekali, Pak. Saya  sangat senang Pak Menteri mau mampir dan menginap di rumah saya, Red),"  ujar dia sembari menjabat tangan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN)  Dahlan Iskan kemarin pagi. 
"Nggih, Pak, kulo sing sejatosipun kedah maturnuwun, panjenengan sak  kaluwargo purun nampi kulo. Kulo nyuwun pangapunten nek sampun ngrepoti  Pak Paimin kalian Ibu. Jan masakane wau enak sanget. (Ya, Pak, saya  yang seharusnya berterima kasih, Anda dan keluarga mau menerima saya.  Saya minta maaf sudah merepotkan Pak Paimin dan Ibu. Masakannya  benar-benar enak)," ujar Dahlan saat berpamitan dengan Marto Paimin. 
Kemarin memang menjadi hari yang tak akan terlupakan bagi Marto  Paimin dan keluarga. Selama semalam, rumah milik petani sederhana  berputra tiga itu menjadi tempat bermalam bagi Dahlan. Dia mengunjungi  desa tersebut dalam rangka meninjau progam Gerakan Peningkatan Produksi  Pangan Berbasis Korporasi (GP3K) yang dikelola sejumlah BUMN.
Ada sesuatu yang lain dalam kunjungan Dahlan kali ini. Dia enggan  menginap di hotel di Kota Sragen atau Solo. Dia lebih memilih tidur di  rumah salah seorang petani. Rumah yang dipilih Dahlan pun sangat  sederhana. Dia memilih rumah Marto Paimin yang hanya berdinding kayu dan  berlantai tanah.  
Dahlan tiba di rumah tersebut sekitar pukul 22.30. Seperti biasa,  dia hanya mengenakan baju putih dan celana panjang hitam serta tak  ketinggalan sepatu kets kesayangannya. Begitu tiba di Dusun Karangrejo,  Dahlan menuju rumah milik Marto Paimin. Awalnya, pihak pemkab dan  kecamatan menyiapkan rumah milik salah seorang putra Paimin. Rumah itu  cukup bagus. Namun, Dahlan lebih memilih tidur di rumah Paimin. 
Sebelum beristirahat, Dahlan yang saat itu disambut Bupati Sragen  Agus Fatchurrahman menggelar dialog sejenak dengan warga. Dia duduk di  atas hamparan tikar yang disediakan warga di teras rumah milik salah  seorang anak Paimin. Tak berapa lama, sejumlah warga sekitar rumah  Paimin ikut membaur dalam dialog tersebut. 
Banyak hal yang ditanyakan warga dalam dialog ringan dan penuh canda  itu. Mulai soal listrik, beras, hingga isu kenaikan harga BBM. Semua  pertanyaan warga itu dijawab Dahlan dengan baik. Tak terasa jarum jam  sudah menunjukkan pukul 00.30. Dahlan lantas pamit kepada warga untuk  beristirahat. "Monggo kita akhiri dulu obrolannya. Kita harus  beristirahat. Soalnya, status saya masih seorang pasien," ujar Dahlan  kepada warga. 
Tak lama kemudian, Dahlan masuk ke dalam rumah Marto Paimin. Sang  empunya rumah sudah menyiapkan sebuah kamar dan kasur busa beralas tikar  di ruang tamu. Namun, Dahlan tak tidur di dalam kamar. Dia memilih  tidur di ruang tamu dengan hanya beralas tikar. Kasur busa yang semula  disiapkan si empunya rumah tak digunakan. Kasur tersebut malah  dipinggirkan dan disandarkan pada dinding rumah.
Ruang tamu itu sangat sederhana. Hanya ada satu set kursi tamu dari kayu  yang sudah lusuh. Di pojok ruang terdapat tumpukan karung berisi padi  yang siap giling. Posisi tidur Dahlan tepat di samping tumpukan karung  tersebut. Pagi-pagi sekali sekitar pukul 04.30 Dahlan sudah bangun. Dia  bergegas keluar rumah, menuju sebuah masjid yang tak jauh dari rumah  itu. Di masjid tersebut Dahlan salat Subuh berjamaah dengan para warga. 
Selesai salat, Dahlan kembali masuk rumah. Dengan mengenakan kaus  polo putih dan celana panjang batik, dia ngobrol dengan Marto Paimin si  empunya rumah. Dahlan menanyakan tumpukan karung padi di dalam rumah.  Oleh Paimin, dijawab tumpukan karung padi itu adalah hasil panennya.  Paimin masih memiliki dua patok tanah yang digarap sendiri. Bukan hanya  itu, dia juga masih menggarap tanah milik orang lain.  
"Pak Paimin ini benar-benar petani utun (tulen). Dia menyimpan gabah  hasil panennya. Gabah itu tak segera dijual. Sebab, saat musim panen  seperti saat ini, harga gabah pasti turun. Sehingga dia memutuskan untuk  menyimpan dulu gabahnya. Setelah nanti harga gabah naik, dia baru  menjualnya," terang Dahlan setelah mendapat penjelasan Paimin. 
Dahlan pun penasaran dari mana Paimin bisa mendapatkan beras untuk  keperluan makan keluarganya sehari-hari. Sebab, gabah panenannya itu  disimpan untuk dijual. Ternyata, Paimin punya cara lain. Dia kemudian  mengajak Dahlan masuk ke sebuah kamar di dalam rumahnya. Di dalam kamar  tersebut ada tumpukan karung berisi gabah. Gabah itulah yang digunakan  Paimin untuk keperluan makan sehari-hari. "Saya hitung, ada enam karung  gabah. Pak Paimin ini bener-bener petani yang komplet," terang Dahlan.
Setelah ngobrol, Dahlan berkeliling ke sekitar rumah Paimin. Dia  menyempatkan diri mengunjungi kandang sapi di belakang rumah Paimin. Di  dalam kandang ada tiga ekor sapi anakan yang dipelihara Paimin. Sapi itu  akan dijual setelah cukup dewasa. Dari kandang sapi, Dahlan menuju  tumpukan jerami yang dijadikan stok pangan sapi. Ternyata, selain  dijadikan cadangan pangan sapi, tumpukan jerami tersebut juga  dimanfaatkan Paimin untuk memelihara ayam.  
Dahlan diminta merogoh salah satu lubang di tumpukan jerami itu.  Ternyata, di dalamnya ada enam butir ayam kampung. "Eh, ternyata ini  juga sebagai kandang ayam, to?" tanya Dahlan keheranan. 
Sesudah berkeliling, Dahlan kembali masuk ke dalam rumah. Di atas  tikar yang semula dijadikan alas tidur sudah tersaji menu sarapan.  Yakni, lauk oseng-oseng daun pepaya, tahu dan tempe goreng, serta telur  rebus yang baru saja diambil Dahlan dari kandang ayam langsung.  "Masakannya luar biasa enak," ujar Dahlan, yang menyantap menu sarapan  dengan menggunakan tangan. 
Dahlan menyatakan, sejak awal dirinya menginginkan kunjungannya kali  ini lain dari biasanya. Dia tak mau menginap di hotel. "Saya memilih  tidur di rumah petani untuk mengetahui secara detail kehidupan mereka  sekarang ini. Bagi saya, tidur seperti itu tak masalah. Sebab, saya juga  dulu anak petani. Justru saya merasa mendapatkan pelajaran berharga  yang tak bisa didapatkan di sekolah mana pun. Dari sini saya bisa  mengetahui secara detail masalah-masalah yang dialami para petani selama  ini," terang dia. 
Sesudah sarapan, Dahlan melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki  menyusuri persawahan. Tak kurang dari 3 kilometer Dahlan mengajak  rombongan berjalan kaki menyusuri lahan pertanian itu. Setelah sampai di  salah satu petak sawah, dia ikut menanam padi.  
Kunjungan dilanjutkan ke Pondok Pesantren (Ponpes) Walisongo,  Karangmalang, Sragen. Di sana Dahlan disambut KH Ma'ruf  Islamudin  selaku pimpinan ponpes. Keduanya lantas menggelar siaran di studio milik  ponpes.
“Saya belajar banyak dari Mbah Marto. Semalam saya seperti sekolah,” ujar Dahlan. Dia memuji Mbah Marto sebagai petani yang utuh, yaitu petani apa adanya dan tidak neko-neko. “Itu betul-betul menjadi contoh bagi petani lainnya,” katanya.
Mirip komentar-komentar artis yang selesai mengikuti acara 'Jika Aku Menjadi'? 
***
Sedikit tentang Dahlan Iskan
Siapa sebenarnya Dahlan Iskan, Menteri Negara BUMN yang selalu menjadi perbincangan dari warung kopi hingga hotel-hotel bintang lima itu? Gerakannya yang tak terdugalah, seperti menjadi petugas loket tol, membuatnya jadi topik hangat, termasuk di jejaring sosial. Dahlan Iskan dipercaya Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menjadi  Menteri BUMN. Dahlan yang juga wartawan senior ini sebelumnya sudah  dipercaya SBY menjadi Direktur Utama PT Perusahaan Listrik Negara.


Sewaktu jadi Dirut PLN, Dahlan Iskan tak segan-segan ikut jual koran bersama pengecer Jawa Pos di Surabaya.  
SBY pun menyanjung Dahlan sukses membawa perbaikan di tubuh  perusahaan setrum tersebut. Dan, penuh keyakinan, pemilik grup Jawa Pos  ini diminta menjadi pucuk BUMN. 
Siapa Dahlan Iskan? Pria yang logat bicarannya renyah itu lahir  di Magetan, Jawa Timur, 17 Agustus 1951. Ada cerita unik mengenai  tanggal kelahirannya tersebut. Ternyata orangtuanya tidak ingat tanggal  berapa Dahlan dilahirkan. Akhirnya Dahlan memilih tanggal 17 Agustus  supaya mudah diingat karena bertepatan dengan peringatan kemerdekaan  Republik Indonesia. 
Dahlan Iskan kecil dibesarkan di lingkungan pedesaan dangan  kondisi serba kekurangan. Meski demikian, desanya kental dengan nuansa  religius. 
Pada buku yang ditulis Dahlan Iskan setelah sukses menjalani  cangkok hati di China, ia ceritakan kesusahan Dahlan Iskan sewaktu  kecil. Ketika itu, ia hanya memiliki satu celana pendek dan satu baju  dan satu sarung. 
Dahlan memulai karier sebagai wartawan di Samarinda, Kalimantan  Timur, pada 1975 dengan menjadi reporter. Setahun kemudian, ia bergabung  dengan majalah Tempo. Tak puas menjadi wartawan saja, tahun 1982 ia memimpin surat kabar Jawa Pos. 
Berikut profile Dahlan Iskan. 
Nama: Dahlan Iskan 
Tempat, Tanggal Lahir: Magetan, 17 Agustus 1951 
Pendidikan                                  : Lulusan SMA 
Karier: 1. (1975) Reporter surat kabar di Samarinda (Kalimantan Timur)  2. (1976) Wartawan majalah Tempo  3. (1982) Memimpin surat kabar Jawa Pos hingga sekarang  4. (2009) Komisaris PT Fangbian Iskan Corporindo (FIC)  5. (2009) Direktur Utama PLN 
Berikut kekayaan Dahlan Iskan. 
Terhitung sejak 30 Maret 2010, LHKPN KPK mencatat harta pemilik  grup media Jawa Pos itu mencapai lebih dari Rp 48,8 miliar. Harta itu  terdiri dari harta tidak bergerak senilai Rp 8,6 miliar berupa tanah dan  bangunan, harta bergerak senilai Rp 2,5 miliar, surat berharga Rp 120  miliar, giro dan setara kas lainnya senilai Rp 19,9 miliar. Jumlah  tersebut dikurangi utang Dahlan sebesar Rp 102,3 miliar. (Wahyu Aji / KOMPAS.com)

Enam Fakta tentang Dahlan Iskan
Hidup di dunia media. Dahlan Iskan menghabiskan sebagian besar hidupnya di dunia media. Dari calon reporter hingga akhirnya menjadi pemilik media dengan jaringan terbesar di Indonesia: Grup Jawa Pos. Bahkan kini sudah ada televisi dalam grupnya itu.
Penulis yang belum istirahat. Di tengah segala kesibukannya, Dahlan Iskan tetap menulis. Bukan hanya di blognya, tetapi juga telah melahirkan sejumlah buku. Di antaranya adalah yang berjudul: Ganti Hati. Buku ini berisi kisah pribadinya.Komisaris di perusahaan kabel laut. Dahlan pernah jadi Komisaris PT Fangbian Iskan Corporindo (FIC) yang akan membangun Sambungan Komunikasi Kabel Laut (SKKL). Sambungan komunikasi ini akan menghubungkan Surabaya di Indonesia dan Hong Kong, dengan panjang 4.300 kilometer.
Pemilik perusahaan listrik. Selain sebagai pemimpin Grup Jawa Pos, Dahlan juga merupakan pemilik sekaligus pernah menjadi presiden direktur dari dua perusahaan pembangkit listrik swasta: PT Cahaya Fajar Kaltim di Kalimantan Timur dan PT Prima Electric Power di Surabaya.
Menteri yang turun ke bawah. Dimulai dengan kereta api, Dahlan naik besi merayap itu guna mengetahui persis masalah yang ada. Setelah itu, yang fenomenal adalah ketika tiga hari lalu dia ikut menjaga loket tol Semanggi lantaran petugasnya belum datang.
.
.


