Sesungguhnya dibalik besarnya rasa malu yang ditanam kan oleh Allah dalam diri wanita tersimpan banyak kebaikan bagi wanita maupun bagi laki-laki yang menjadi suaminya. Adanya rasa malu dalam diri wanita akan membuat wanita berusaha untuk menjaga kehormatannya dengan sebaik-baiknya di saat hawa nafsunya sebagai manusia bergejolak.
Rasa malu adalah benteng terakhir seorang wanita yang membuat wanita berpikir berulang kali apabila ingin melaksanakan keinginan untuk menuruti hawa nafsunya.Deng an adanya rasa malu, seorang wanita berusaha menjaga dirinya sebagai wanita tahu bagaimana menjaga kehormatannya sehingga tidak terjebak perbuatan yang menistakannya ke dalam kehinaan di hadapan manusia apalagi Allah.
Kita tentu masih ingat dengan kisah bagaimana seorang wanita muslim di zaman Umar bin Khathab yang di ting gal suaminya pergi berjihad di medan peperangan merin tih dalam kesedihan ditinggal suaminya sehingga mendendangkan sebait puisi yang berisi kerinduannya kepada suami dan di dalamnya dia menumpahkan segenap keluh kesahnya apabila tidak ada rasa malu di dalam dirinya maka posisi suaminya akan tergantikan laki-laki lain.
Itulah wanita muslim yang mengerti bagaimana menjaga kehormatannya dengan rasa malu.Malu kepada Allah ya ng telah membuatkan tempat perlindungan terbaik bagi wanita di bawah kepemimpinan suaminya.Juga malu kepada manusia yang telah menghargainya sebagai wanita baik-baik yang menjaga kepercayaan suaminya. Mengkhianati suami tidak saja berarti pengkhianatan terhadap kepemimpinan suami namun berarti juga menghancurkan martabatnya sebagai wanita yang patut dihormati karena kesetiaannya menjaga kehormatan dirinya sendiri dan kehormatan suaminya.
Ada kisah yang terkenal yang tertulis dalam Al-Qur’an tentang bagaimana kehilangan rasa malu dalam diri seorang wanita yang bersuami membuatnya berani berbuat kurang senonoh yang berbuah hilangnya kehormatannya sebagai wanita baik-baik dan tentu saja suaminya merasa sangat malu karena mempunyai istri dengan ahlak tidak baik.
Kisah yang terbentang dari ayat 23 – 32 memberikan pelajaran yang berharga tentang makna menjaga rasa malu. Zulaikah,istri pembesar Mesir,telah mencampakkan rasa malunya sehingga berani mengajak Yusuf untuk berseling kuh di belakang suaminya demi kecintaannya kepada Yu suf dan Allah berkehendak untuk menunjukkan keburu kan ahlak Zulaikah sehingga menjadi bahan gunjingan para wanita di zamannya karena berani mengoda Yusuf. Lihatlah perkataan yang diabadikan oleh Al-Qur’an berikut:
“Dan perempuan-perempuan di kota berkata,” Istri Al-Aziz mengoda dan merayu pelayannya untuk menun dukkan dirinya,pelayannya benar-benar membuatnya mabuk cinta.Kami pasti memandang dia dalam keada an yang nyata.”
(Yusuf:30)
Sungguh hina jalan yang telah ditempuh oleh Zulaikah demi memuaskan hawa nafsunya dan mencampak kan rasa malunya sebagai wanita yang sudah bersuami. Sudah menjadi bahan gunjingan wanita dan dimata suaminya menjadi wanita yang dipandang rendah karena perbuatan nya mengoda Yusuf untuk berselingkuh dengannya di be lakang suaminya setelah diketahui bukti-buktinya.
Jika baju gamisnya koyak di muka,maka wanita itu be nar,dan Yusuf termasuk orang-orang yang dusta.Dan jika baju gamisnya koyak di belakang,maka wanita itu lah yang dusta,dan Yusuf termasuk orang-orang yang benar.Maka tatkala suami wanita itu melihat baju ga mis Yusuf koyak di belakang,berkatalah dia:“Sesung guhnya (kejadian) itu adalah dianta ra tipu daya kamu, sesungguhnya tipu daya kamu adalah besar.(Hai)Yu suf:”Berpalinglah dari ini ,dan (kamu hai istriku) mo hon ampunlah atas dosamu itu,karena kamu sesungguh nya termasuk orang-orang yang berbuat sa lah.”
(QS.Yusuf:28-29)
Demikianlah kisah tentang wanita yang tidak mampu men jaga martabatnya sendiri sehingga membuat suaminya malu terhadap tingkah istrinya yang kelewat batas.Alang kah baiknya seorang wanita yang bersuami memahami dengan baik apa yang telah disabdakan oleh Rasulullah saw.
“Jika kamu tidak merasa malu,maka kerjakanlah apa yang kamu kehendaki.”
Rasa malu yang ada pada seorang wanita akan menghalanginya untuk berbuat keji atau melakukan perbuatan tercela karena wanita menyadari akibat dari mencampakkan rasa malunya dari hatinya. Rasa malu yang besar dalam hati wanita juga merupakan indikasi bahwa wanita tersebut sebagai wanita beriman.Sebab besarnya rasa malu wanita sebanding dengan besarnya iman yang ada dalam hatinya.
“Perasaan malu termasuk sebagian dari iman. Iman hanya akan mendorong seseorang berbuat baik.”
Bagi wanita yang sudah bersuami, kehidupan yang di jalaninya adalah pertarungan apakah dia mampu menjaga amanah keluarga untuk menjaga kehormatan dirinya sendiri sebagai wanita yang patut dihormati harga dirinya sendiri dengan berusaha sungguh-sungguh menjaga kehor matan suaminya saat ada di rumah ataukah saat suami nya tidak ada di rumah.Sesungguhnya kemulyaan seorang wanita yang sudah menikah ditentukan dengan persyaratan bahwa ia adalah wanita yang tahu bagaimana berbuat demi menjaga kehormatan keluarganya.
jadi , jadilah wanita yang bisa menjaga kehormatan diri sendiri .