mekar Jam 23:53 Wita , 12 Februari 2011 |
Bunga ini dapat tumbuh baik ditempat yang tidak terlalu panas. Bila akan ditanam dalam pot, maka akan lebih baik diberi media tanam campuran lumut Sphagnum, hancuran batang paku tiang, dan pasir bersih sedikit, seperti yang dipakai untuk menanam anggrek.
Pembibitan bunga Wijaya kusuma Bibit dapat diperoleh dengan memotong cabangnya sebagai stek. Kita pilih cabang yang bagus seperti daun berdaging tebal dan hijau itu dipotong kurang lebih 15 cm, dan perlu ditunaskan dulu, tetapi tidak boleh di tempat yang lembab. Lebih baik lagi bila kita angin-anginkan dulu di tempat teduh selama beberapa hari supaya kering lukanya. Kemudian barulah ditancapkan dengan pangkalnya terbenam hanya sedalam 2~4cm, jangan terlalu dalam karena kalau terlalu dalam akan busuk. Bila perlu dikasih obat yang mengandung belerang dulu untuk mencegah bakteri pembusukan.
Sesudah cabang stek wijayakusuma tersebut berakar, yang dapat dilihat tandanya berupa tunas cabang yang muncul segar, stek dipindah ke dalam pot berisi media tanam anggrek. Tanaman bunga ini hidup senang kalau akarnya berdesak-desakan, jadi pilih pot yang ukurannya kecil saja. Berilah kesempatan agar kondisi dalam pot mengering dulu, sebelum disirami air berikutnya, karena akar akan mudah busuk.
Asal muasal Bunga wijaya kusuma adalah dari hutan belantara tropis yang teduh, karenanya usahakn lingkungan yang ternaungi dari sengatan matahari terik. Pada saat wijayakusuma masih kecil, tanaman boleh saja dibiarkan hidup tegak tanpa sesuatu penopang, tapi bila sudah besar, dan batangnya makin berat, ia perlu diberi perkuatan, bilamana tidak dia akan mudah patah karena berat batangnya sendiri.
Bunga Wijaya Kusuma biasanya berbunga setahun sekali pada musim hujan dan berkembang mekar di malam hari dengan indahnya. Tahukah anda tentang arti nama bunga tersebut? Wijaya adalah kemenangan, kusuma adalah kembang atau bunga. Jadi arti Wijaya Kusuma adalah kembang/bunga kemenangan.
Cerita Rakyat Tentang Tanaman Wijaya Kusuma
Wijaya Kusuma Kembangnya Raja-Raja Tanah Jawa
Alkisah :
Seorang maharaja dari kediri Jawa Timur yang bergelar Prabu Aji Pramosa memiliki sifat yang tidak mau ada orang yang menonjol dan terkenal di daerah kekuasaannya,maka disebarlah intel kerajaan ke pelosok kerajaan kemudian dilaporkan bahwa ada orang yang terkenal dan memiliki kesaktian yang tinggi bernama Resi Kano dengan gelar Kyai jamur.
Raja yang tidak ingin menangkap rakyat yang tak berdosa itupun bingung juga bagaimana menyingkirkan sang resi,akhirnya dapat saran dari pejabat tingginya agar mengusir atau bahkan membunuh sekalian sang resi dengan alasan keamanan dan keselamatan raja serta kerajaan.Rupanya berita pengusiran ini cepat terdengar Kyai Jamur, ?sebelum utusan kerajaan datang, saya harus meninggalkan negeri ini lebih dahulu? demikian gumam Kyai Jamur dalam hatinya. Mendengar Kyai Jamur sudah tidak berada di tempat, sang Aji Pramosa bertambah murka. Raja pun memerintahkan para punggawa kerajaan mengejar dan menangkap sang Resi, Resi itu harus dihukum. Sekedar alasan untuk kedok, Resi dianggap bersalah karena pergi tanpa seijin raja. Sang Resi berjalan terus ke arah barat menyusuri pantai selatan sampai akhirnya tiba di suatu daerah yang disebut Cilacap, dia menganggap bahwa daerah ini cukup aman, tersembunyi dari pantauan raja. Pencarian dan pengejaran sang raja rupanya tak kenal berhenti, Resi Kano harus tertangkap.
Setelah dicari ke seluruh pelosok, persembunyian Resi akhirnya dapat diketahui. Ketika sang Resi sedang bersamadi, Aji Pramosa dan punggawanya datang, kesempatan itu tidak mereka sia-siakan, sang Resi langsung ditangkap dan dibunuh. Berkat kesaktiannya, jasad sang Resi menghilang (muksa), ini membuat raja sangat terkejut takut dan keheranan. Belum hilang rasa herannya, sang raja dikejutkan lagi oleh suara gemuruh serta angin ribut dari tengah laut. Aji Pramosa berusaha tetap tenang menghadapi berbagai peristiwa yang mengerikan itu. Suara gemuruh dan anginpun reda, namun pada saat yang sama datanglah seekor naga besar mendesis-desis seolah-olah hendak melahap Aji Pramosa. Gelombang laut menjadi besar bergulung-gulung, hingga banyak penyu (kura-kura) minggir ke tepi pantai. Pantai itu dikemudian hari disebut Pantai Telur Penyu. Dengan sigapnya sang Aji Pramosa segera melepaskan anak panahnya, ternyata tepat mengenai sasaran, perut nagapun robek terkena panah dan naga hilang tergulung ombak. Rupanya naga tadi jelmaan dari seorang putri cantik yang muncul dengan tiba-tiba sambil berlarian di atas gulungan ombak dari arah timur pulau Nusakambangan. Sang putri ayu menghampiri Aji Pramosa sembari mengucapkan terima kasih karena berkat panahnya ia bisa menjelma kembali menjadi manusia. Sebagai rasa terima kasih, putri cantik tadi menghaturkan bunga Wijayakusuma kepada sang Aji Pramosa. Sang putri mengatakan ?kembang Wijayakusuma tidak mungkin bisa diperoleh dari alam biasa, barang siapa memiliki kembang itu bakal menurunkan raja-raja yang berkuasa di tanah Jawa?. Selanjutnya putri cantik memperkenalkan diri, namanya Dewi Wasowati. la berpesan, kelak pulau ini akan bernama Nusa Kembangan. Nusa artinya pulau dan Kembangan artinya bunga. Seiring pergantian jaman, nama Nusa Kembangan akhirnya berubah menjadi Nusakambangan. Prabu Aji Pramosa sangat girang hatinya menerima hadiah kembang itu, kemudian dengan tergesa-gesa ia mengayuh dayungnya untuk kembali menuju daratan Cilacap, tetapi karena terlalu gugup dan kurang hati-hati, kembang itu jatuh ke laut dan hilang tergulung ombak, dengan sangat menyesal sang Aji Pramosa pulang tanpa membawa kembang. Beberapa lama setelah sang Prabu berada di kerajaan, terbetik berita bahwa di pulau karang dekat Nusakambangan tumbuh sebuah pohon aneh dan ajaib, beliau pun ingin menyaksikan pohon aneh yang tidak berbuah itu dan ternyata benar bahwa pohon itu tidak lain adalah Cangkok Wijayakusuma yang ia terima dari Dewi Wasowati. Melihat pohon itu, sang Aji Pramosa teringat akan kata-kata Dewi Wasowati bahwa siapa yang memperoleh kembang Wijayakusuma akan menurunkan raja-raja di tanah Jawa