Selasa, 08 Maret 2011

Pengorbanan Pribadi

"Kehidupan adalah sebuah koin. Anda dapat menggunakannya menurut cara apa saja yang Anda inginkan, namun Anda hanya dapat menggunakannya satu kali. Bagaimana dengan hidup anda?"

Kapten Ernest Gordon
Dalam buku Miracle on the River Kwai, Ernest Gordon mengisahkan bagaimana serdadu-serdadu Skotlandia dipaksa oleh para serdadu Jepang yang menawan mereka untuk mengerjakan lintasan rel di hutan. Mereka bekerja dalam kondisi menyedihkan, di bawah pengawasan para penjaga yang barbar.

Suatu hari, sebuah cangkul dinyatakan hilang. Perwira yang bertugas menjadi sangat marah, menuntut agar cangkul yang hilang itu diperlihatkan atau ia akan membunuh semua tawanan tersebut. Si perwira mengacungkan senapannya. Jelas bahwa ia akan sungguh-sungguh melakukan apa yang ia katakan.

Setelah beberapa saat yang menegangkan, seseorang akhirnya melangkah maju. Si perwira meletakkan senapannya, mengambil cangkul itu, dan memukuli orang tersebut sampai mati di depan para tawanan lain. Mereka hanya diizinkan mengambil mayatnya yang bersimbah darah dan membawanya ke tempat penghitungan alat ke dua. Di sana, alat-alat dihitung ulang dan semua cangkul dilaporkan - tidak pernah ada cangkul yang hilang. Hanya terjadi salah hitung pada pemeriksaan pertama.
"Pengorbanan pribadi memberi inspirasi kepada orang-orang lain. Itu membawa harapan dan kekuatan kepada jiwa-jiwa yang letih. Itu menghasilkan pertumbuhan dan kedewasaan. Tak ada kepemimpinan sejati tanpa suatu pengorbanan."
Kabar insiden itu cepat menyebar ke seluruh kamp tahanan. Seseorang tak bersalah bersedia mati untuk menyelamatkan yang lain. Insiden itu memiliki pengaruh besar, mempersatukan para tawanan lain dalam loyalitas mendalam. Loyalitas itulah, sebagian, yang memberi kekuatan kepada orang-orang itu untuk bertahan sampai mereka dibebaskan.

Pengorbanan pribadi memberi inspirasi kepada orang-orang lain. Itu membawa harapan dan kekuatan kepada jiwa-jiwa yang letih. Itu menghasilkan pertumbuhan dan kedewasaan. Tak ada kepemimpinan sejati tanpa suatu pengorbanan.
.
.
◄ Newer Post Older Post ►