Kamis, 05 April 2012

menghitung bakteri dengan cawan


  1. PENDAHULUAN
1.1 LatarBelakang
Mikroorganisme sangat erat kaitanya dengan kehidupankita dan juga dalam lingkungan akuatik. Mikroorganisme terdapat dimana-mana di dalamlingkungan kita di dalam tubuh kita, dan disekeliling kita. Bakteri merupakankomponen penting dalam ekosistem. Dihabitat alamiahnya, mereka hidup dalamsuatu komunitas yang terdiri dari berbagai jenis mokroorganisme, bersamaspesies-spesies biologi lainnya. Didalam komunitas ini, satu spesies mikrobadapat mempengaruhi spesies lain dengan berbagai cara-cara beberapa bersifatmenguntungkan beberapa merugikan ( Pelezar, 1988 ).
Mengetahui jumlah populasi bakteri bakteri dalam sampel sangatpenting dilakukan karena bertujuan untuk mengetahui kualitas bahan atau tujuanlain dalam suatu bahan atau sampel. Metode perhitungan yang dilakukan dapatdengan dua cara yaitu metode perhitungan langsung dengan mikroskop dan metodepenyebaran maupun metode penuangan. Setiap metode yang dilakukan mempunyaikelebihan dan kekurangan masing-masing. Pada metode hitungan cawan secaralangsung kita tidak dapat membedakan bakteri yang  hidup dan mati  sehingga hasil  yang diperoleh adalah  jumlah total sel yang ada dalam populasi, namun dapat dilakukan denangan cepat dantidak membutuhkan peralatan yang rumit. Dalam perhitungan bakteri yangdilakukan dengan metode tidak langsung yaitu melalui hitungan cawan  diperlukansyarat statistik cawan yang di pilih untuk perhitungan koloni adalah yang mengandung  antara 30-300 koloni. Dan dilakukan denganbeberapa kal pengenceran dan pencawanan.
1.2 Tujuan
Praktikun bakteri dengan metode perhitungan cawan inibertujuan untuk mengetahui cara melakukan pengenceran serial dan menentukanjumlah bakteri dalam sampel dengan metode hitungan cawan.
II. METODOLOGI

2.1    Waktu dan Tempat
2.2. Alat dan  Bahan
Peralatan yang dipakai padapraktikum perhitungan bakteri denganmetode hitungan cawan Tabung berisi 12 ml media SWC cair, rak tabung reaksi,cawan petri yang kosong, batang penyebar, bunsen, pipet serologis steril 1 ml dankertas label.
            Bahanyang digunakan dalam praktikum ini adalah media SWC cair, larutan fisiologis0.85% dan suspensi bakteri pseudoalteromonassp. , alkohol 90% dan alkohol 70%.
2.2    Prosedur kerja
Sebelum praktikum dilakukan, bunsen dinyalakan kemudian  disemprotkan alkohol 70% pada meja dan tanganagar bakteri pada tangan dan meja mati dan meminimalisir kemungkin kontaminakibat bakteri lain. Disiapkan tabung-tabung yang berisi garam fisiologis dandisusun berderet, sanpel suspensi dikocok sampai memiliki kekeruhan yang sama. kemudian dilakukan pengenceransebagai berikut : secara aseptik  1mlsuspensi bakteri diambil lalu dimasukkan ke tabung 9 ml pertama (10-1 )kemudian dikocok dan vortex agar homogen, kemudian secara asepti juga dipipet 1ml sampel dari tabung pengencer pertama ke tabung pengencer kedua (10-2 )begitu seterusnya sampai ke tabung pengenceran yang ke lima (10-5 ).Disiapkan 3 cawan petri steril dan 3 cawan petri yang berisi  media SWC, kemudian di beri label/ tandamasing-masing tabung yang di lakukan dengan tuang dan disebar. Setelah itu, dipipet0.1 ml sampel dari tabung pengencenceran 3, 4, dan 5 lalu masing-masing disebarpada media SWC dengan batang penyebar. Setelah itu untuk metode tuang makadipipet kembali dari tabung pengenceran 3, 4, dan 5 dan dituang ke dalam cawan petri yang steril kemudianditambah media SWC  cair danselanjutnya  di goyang secaraperlahan-lahan. Kemudian  agar dalamcawan  petri dibiarkan sampai padat danselanjutnya diletakkan dalam posisi terbalik untuk diinkubasi selama 24 jamdalam suhu ruang. Keesokan harinya setelah 24 jam maka dilakukan penghitunganbakteri dengan menghitung koloni yang tumbuh (30-300) dan dikalikan faktorpengenceran denag rumus sebagai berikut :
Jumlah bakteri = jumlah koloni x faktor pengenceran x volume sampel.

III. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil
            Berikut adalah hasil perhitungan bakteri dengan metodeperhitungan  cawan.
Tabel 1. Hasil Perhitungan dengan MetodeHitungan Cawan skala 30-300

Kelompok
Metode
10-3 (CFU/ml)
10-4 (CFU/ml)
10-5 (CFU/ml)
Rata-rata (CFU/ml)
1.
Tuang
215x104
30x105
219x106
7,472x107
Sebar
TBUD
Kontaminan
TBUD
-
2.
Tuang
TBUD
TBUD
TBUD
-
Sebar
Kontaminan dan tidak tumbuh bakteri
297x105
123x106
5,09x107
3.
Tuang
Kontaminan dan tidak tumbuh bakteri
Kontaminan dan tidak tumbuh bakteri
Kontaminan dan tidak tumbuh bakteri
-
Sebar
Tidak tumbuh bakteri
Tidak tumbuh bakteri
Tidak tumbuh bakteri
-
4.
Tuang
Tidak tumbuh bakteri
Tidak tumbuh bakteri
Tidak tumbuh bakteri
-
Sebar
Tidak tumbuh bakteri
Tidak tumbuh bakteri
Tidak tumbuh bakteri
-
5.
Tuang
137x104
TBUD
TBUD
4,56x105
Sebar
TBUD
Kontaminan dan tidak tumbuh bakteri
195X106
6,5x107
6.
Tuang
TBUD
35x105
TBUD
1,167x106
Sebar
TBUD
103x105
TBUD
3,43x106
7.
Tuang
Kontaminan dan tidak tumbuh bakteri
TBUD
TBUD
-
Sebar
Kontaminan dan tidak tumbuh bakteri
Kontaminan dan tidak tumbuh bakteri
Kontaminan dan tidak tumbuh bakteri
-
8.
Tuang
245x104
TBUD
Kontaminan dan tidak tumbuh bakteri
8,16x105
Sebar
Kontaminan dan tidak tumbuh bakteri
103x105 dan terdapat kontaminan
TBUD
3,43x106
9.
Tuang
Kontaminan dan tidak tumbuh bakteri
Kontaminan dan tidak tumbuh bakteri
Kontaminan dan tidak tumbuh bakteri
-




Sebar
160x104
Kontaminan dan tidak tumbuh bakteri
Kontaminan dan tidak tumbuh bakteri
5,33x105
10.
Tuang
TBUD
Kontaminan dan tidak tumbuh bakteri
Kontaminan dan tidak tumbuh bakteri
-
Sebar
TBUD
TBUD
Kontaminan dan tidak tumbuh bakteri
-
11.
Tuang
TBUD
66X105 dan terdapat kontaminan
TBUD
2,2x106
Sebar
TBUD
TBUD
24x106
8x106
12.
Tuang
Kontaminan dan tidak tumbuh bakteri
Kontaminan dan tidak tumbuh bakteri
Kontaminan dan tidak tumbuh bakteri
-
Sebar
Kontaminan dan tidak tumbuh bakteri
Kontaminan dan tidak tumbuh bakteri
Kontaminan dan tidak tumbuh bakteri
-
  Keterangan:
TBUD = tidakdapat untuk dihitung.


Contoh Perhitungan :
            Jumlahbakteri = 123 x 105 x 10          Jumlahbakteri =  297 x 104 x 10
                                    =  123 x 106 cfu/ml                                        = 297 x 105 cfu/ml
            Rata-rata         =  297 x 105 x 123 x 106
                                                =  5,09x107 cfu/ml
3.2 Pembahasan
.Berdasarkan praktikum yang dilakukan dan dengan melihathasil  sebagian besar dari perhitungan bakterimenujukkan bahwa hasil yang paling banyak adalah tidak dapat untuk dihitung (TBUD)yang disebabkan karena bakteri yang tumbuh pada media bukan bakteri Pseudoalteromonassp melainkan  bakteri kontaminan lainyang membentuk seperti beberapa  warna bening. Faktor yaitu seperti bakteri tidak tumbuh karena  terjadi kontaminan pada saat memasukkanbakteri dalam cawan dan media SCW. Pada saat perlakuan atau memasukkan bakteri.Metode penghitungan cawan mempunyai prinsip bahwa jika sel jasad renik yangmasih hidup ditumbuhkan pada medium agar, maka sel jasad renik tersebut akanberkembang biak membentuk koloni yang dapat dilihat langsung dan dihitungdengan mata tanpa menggunakan mikroskop (Fardiaz,1992). Namun sebagian besarbakteri yang ada pada cawan tidak tumbuh dan terjadi kontaminan.
      Dari datayang diperoleh dari pengamatan diperoleh bahwa bakteri yang berada pada pengeceranyang lebih kecil tidak menjamin tumbuh bakteri yang lebih banyak karena bisasaja saat dilakukan pemindahan bakteri tidak sesuai dengan prosedur dan padasaat homogenasi melalui vortex belum tercampur secara merata dalam media. Padasaat memindahkan bakteri kesetiap tabung yang berisi larutan fisiologisdigunakan pipet volumetrik yang sama untuk ketiga jenis pengenceran dan hal inijuga menyebabkan kerancuan data yang diperoleh karena kemungkinan besar bakretiyang diambil tidak diabiskan pada tabung yang diisi atau masih ada tersisa dalapipet volumertik. Hasil yang diperoleh tidak sesuai dengan pernyataan yangmenyatakan bahwa dalam pertumbuhan dan perkembangan bakteri, bakteri yangpengenceran masih sedikit akan memungkinkan bakteri tumbuh dalam jumlah yanglebih banyak dengan kata lain pada pengenceran ketiga (10-3 ) akan> dari pengenceran (10-4 ) dan > pengenceran kelima (10-5) karena bakteri yang di pindahkan berada dalam jumlah yang lebih besar(Anonim, 2009).
   Bakteriyang digunakan adalah bakteri Pseudoalteromonas sp yaitu bakteri yang yangberasal dari laut (marine bacterium) dan bakteri yang menginfeksisebagian besar biota laut. Klasifikasi bakteri Pseudoalteromonas sp.adalah sebagai berikut :
Kingdom           : Bacteria
Filum                 : Proteobacteria
Kelas                  : Gamma Proteobacteria
Ordo                  :Alteromonadales
Family                : Alteromonadaceae
Genus                : Pseudoalteromonas
Spesies               : Pseudoalteromonas sp.
Bakteri ini bersifat motil, biakanbakteri ini jika ditumbuhkan dalam media agar akan berwarna orange, termasukdalam gram negatif  dan bersifateukariotik. Namun, ada juga yang menghasilkan beberapa enzim dan biofilm yangkemudian dirubah menjadi substrat dan nutrient yang dimanfaatkan oleh organismelain yang hidup di air laut (Fardiaz, 1989).
Ada dua teknik yang dipakai yaitumetode cawan gores dan metode cawan tuang memiliki prinsip yang sama yaitumengencerkan organisme sedemikian sehingga individu spesies dapat dipisahkandari lainnya, dengan asumsi bahwa setiap koloni terpisah yang tampak cawanpetri yang digoreskan pada cawan petri setelah inkubasi berasal dari seltunggal (Anomim 2009).
Pada metode cawan gores menggunakanmedia dengan agar yang bentuk padat kemudian batang penyebar digerakkan darisatu bagian ke bagian lain cawan petri berisi agar steril sehingga bakteri yangtertinggal pada lup inokulasi semakin berkurang dan tersebar merata dalam cawanpetri yang steril dengan harapan bakteri yang digoreskan akan tumbuh denganbaik. Jika dilakukan secara sempurna, goresan akhir akan meninggalkan bakteri yangterpisah satu sama lain. Pada metode cawan tuang  digunakan media agar dalam bentuk cairsehingga bisa dipindahkan ke cawan petri dengan cara menuangkannya. Metodecawan gores dan cawan tuang pada dasarnya Untuk metode cawan tuang, diperlukanadanya suatu teknik pengenceran yang dilakukan beberapa tahap sehingga sekurang-kurangnyasatu diantara cawan tersebut teerdapat satu koloni terpisah namun membutuhkanwaktu yang cukup lama.
1.2.1       KESIMPULAN DAN SARAN
     4.1.     Kesimpulan
            Melalui hasil praktikum yangdilakukan setiap praktikan telah mangetahui cara melakkan pengenceran serialdan telah dapat juga menentukan jumlah bakteri dalam suatu dampel denagn metodehitungan cawan.
     4.2.     Saran
Melihat hasil pengamatan yang diperoleh bahwa masih ada kontaminasi pada pemindahanbiakan pada mikroba walaupun sudah diusahakan melalui teknik aseptik makadiharapkan agar praktikan sebaiknya lebih memperhatikan kesterilan alan danbahan dan penggunaan prosedur yang tepat dan sesuai.
DAFTAR PUSTAKA
Anonimous. 2007.Pseudoalteromonassp./ www. adam.com. [11 Mei 2009]
Anonimous. 2007.beda cawangores dan cawan tuang/. www. adam.com. [11 Mei 2009] Fardiaz, S. 1992. MikrobiologiPangan 1. Gramedia Pustaka Utama: Jakarta
Pelezer, Michael. 2006. Mikrobiologi Dasar. Universitas IndonesiaPress : Jakarta
Tasya, 2009 .laporan-praktikum-perhitungan-mikroba/ttp:// wordpress.com [11 Mei
            2009]
◄ Newer Post Older Post ►